Memang
benar bahwa tuhan selalu menciptakan mahluknya dengan segala kekurangan dan
kelebihan yang telah di takar sesuai dengan porsi seseorang dengan tepat dan
adil. Kata sempurna hanyalah sebagai simbol pujian yang berlebihan bagi manusia yang penuh
dengan kekurangan. Namun...
Seorang wanita selalu mempunyai gambaran
mengenai pendampingnya kelak, bahkan mereka selalu menggambarkan nya dengan
detail dan sempurna.
Lelaki idaman.
Gambaran umum bagi seseorang yang teracuni dengan dunia
maya, dunia film ataupun drama mereka selalu mengidap sindrom pangeran bagi
pendampingnya kelak seseorang yang tampan, kulit putih susu, dada bidang,
rambut rapi, tinggi semampai dengan balutan tuxedo yang rapi berhiaskan
senyuman hangat yang mampu meluluhkan semua perempuan negeri ini.
Sindrom pangeran ini mungkin berawal dari cerita
cinderella yang selalu menghiasi majalah anak-anak dari dahulu hingga sekarang
tak pernah ada habisnya, bahkan film dan drama tentang cinderella tak pernah
ada habisnya. Seseorang yang awalnya upik abu kemudian hidup bahagia dengan
seorang pangeran, memikirkannya sebenarnya memang tidak masuk akal.
Seorang yang tampan hanya dengan kaos putih dan celana
kain hitam panjang masih saja tetap tampan dengan seribu pesona, tanpa
melontarkan sepatah katapun orang-orang akan menyebutnya sebagai pangeran.
Khayalan, memang selalu indah terutama bagi para wanita untuk menjadi upik abu
dan mendapatkan pangeran yang menjadi dambaan para wanita.
Namun sekarang bukan saatnya terjatuh dalam pelukan pangeran,
karena sekarang bukan dunia cinderella yang terlalu indah untuk di khayalkan.
Mereka yang mempunyai wajah tampan dan tinggi semampai sekarang bukan lagi
pangeran, namun seseorang yang hanya mengidap sindrom pangeran dan merasa bahwa
semua wanita dapat dia miliki, semua wanita tunduk pada ketampanan yang dia
miliki. Hanyalah sindrom pangeran yang tersisa, seseorang dengan perawakan
seperti pangeran tak mempunyai hati yang tulus kepada cinderella.
Seseorang yang sempurna di abad dua puluh satu adalah seseorang
yang mempunyai impian yang tetap ia genggam dengan erat, tetap ia kejar dengan
keringat, darah dan air mata juga cercaan yang selalu menjadi batu sandungan
dalam mencapainya. Seseorang yang tetap mampu bangkit dan mengejar segala hal
yang telah ia genggam sebagai impian dan ia rintis dengan darah penghabisan.
Swistien Kustantyana selalu mengatakan bahwa ‘Cerita yang
di tulis oleh Tuhan selalu happy ending. Jika tidak, berarti cerita itu
belum selesai’
Putus asa bukanlah sifat yang harus melekat dalam diri
seseorang yang tengah berusaha mencapai mimpi mereka. Walaupun terkadang putus
asa menghampiri, namun kamu harus ingat bagaimana kamu memulai segalanya. Jika
kamu lupa dengan tujuan hidupmu, kamu bisa memulainya kembali. Selesaikan
cerita hidupmu hingga menjadi happy ending.