Sinar matahari hari ini
sangat menyengat, membuat seseorang yang tengah mencuci bertumpuk piring,
sendok, dan gelas mengeluh kepanasan. Hari ini tidak ada yang spesial atau ada
hajatan besar-besaran di keluarga kecil itu, mereka berkumpul seperti biasanya
namun yang berbeda adalah hari ini mereka melakukan aktifitas masing-masing.
Beberapa ibu-ibu mengupas
bawang putih, bawang merah, memotong wortel dan berbagai hal lain. Aku mencuci
piring di luar rumah karena yang di cuci banyak sekali untuk acara Khotmil
Qur’an esok hari. Baju hitam yang aku kenakan semakin membuat suhu tubuhku
mendidih. Seseorang ibu berusia empat puluhan memberiku piring, sendok dan
gelas yang tak ada habisnya.
“Adekmu kemarin di bilangi
gurunya, kalau hafal Al-Qur’an. Di surga kelak dapat membuatkan istana untuk
keluarganya tujuh turunan dan saudara-saudaranya juga dapat masuk surga”
Begitulah ucap ibu itu sambil meletakkan piring dan gelas mendekat kearahku.
“Terus aku ngomong, iya nduk
nanti buatkan ibu istana yang bagus terus saudara-saudara kita izinkan masuk.”
Begitulah lanjut sang ibu dengan bangga menceritakan tentang anaknya yang masih
berusia delapan tahun yang bertekad menghafal Al-Qur’an dan ingin membuatkan
istana untuk keluarganya di istana.
Aku melanjutkan
aktifitasku mencuci piring, tak terasa air mataku menetes mendengar cerita ibu,
aku bahagia mendengar adek ku yang masih belia dan berkeinginan besar untuk
keluarganya. Sungguh hati yang masih bersih dan belum ternoda, gadis belia yang
selalu mampu membuatku tersenyum dengan polah tingkahnya.
Aku iri dengan adek ku,
karena dia masih putih bersih dan belum ternoda oleh dosa-dosa yang membutakan
hatinya. Aku iri sekali, jika aku dapat memutar waktu dan memperbaiki diri aku
juga ingin melakukan hal yang sama. Perih mengingat berbagai dosa yang selalu
beriringan dengan pertumbuhan diri hingga sekarang. Semoga Allah SWT selalu
melindungi keluarga kami, dan seluruh keluarga yang tengah mengharapkan hangat
kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar