Sabtu, 28 Januari 2017

PERFECT MAN

Memang benar bahwa tuhan selalu menciptakan mahluknya dengan segala kekurangan dan kelebihan yang telah di takar sesuai dengan porsi seseorang dengan tepat dan adil. Kata sempurna hanyalah sebagai simbol pujian yang berlebihan bagi manusia yang penuh dengan kekurangan. Namun...
Seorang wanita selalu mempunyai gambaran mengenai pendampingnya kelak, bahkan mereka selalu menggambarkan nya dengan detail dan sempurna.
Lelaki idaman.
Gambaran umum bagi seseorang yang teracuni dengan dunia maya, dunia film ataupun drama mereka selalu mengidap sindrom pangeran bagi pendampingnya kelak seseorang yang tampan, kulit putih susu, dada bidang, rambut rapi, tinggi semampai dengan balutan tuxedo yang rapi berhiaskan senyuman hangat yang mampu meluluhkan semua perempuan negeri ini.
Sindrom pangeran ini mungkin berawal dari cerita cinderella yang selalu menghiasi majalah anak-anak dari dahulu hingga sekarang tak pernah ada habisnya, bahkan film dan drama tentang cinderella tak pernah ada habisnya. Seseorang yang awalnya upik abu kemudian hidup bahagia dengan seorang pangeran, memikirkannya sebenarnya memang tidak masuk akal.
Seorang yang tampan hanya dengan kaos putih dan celana kain hitam panjang masih saja tetap tampan dengan seribu pesona, tanpa melontarkan sepatah katapun orang-orang akan menyebutnya sebagai pangeran. Khayalan, memang selalu indah terutama bagi para wanita untuk menjadi upik abu dan mendapatkan pangeran yang menjadi dambaan para wanita.
Namun sekarang bukan saatnya terjatuh dalam pelukan pangeran, karena sekarang bukan dunia cinderella yang terlalu indah untuk di khayalkan. Mereka yang mempunyai wajah tampan dan tinggi semampai sekarang bukan lagi pangeran, namun seseorang yang hanya mengidap sindrom pangeran dan merasa bahwa semua wanita dapat dia miliki, semua wanita tunduk pada ketampanan yang dia miliki. Hanyalah sindrom pangeran yang tersisa, seseorang dengan perawakan seperti pangeran tak mempunyai hati yang tulus kepada cinderella.
Seseorang yang sempurna di abad dua puluh satu adalah seseorang yang mempunyai impian yang tetap ia genggam dengan erat, tetap ia kejar dengan keringat, darah dan air mata juga cercaan yang selalu menjadi batu sandungan dalam mencapainya. Seseorang yang tetap mampu bangkit dan mengejar segala hal yang telah ia genggam sebagai impian dan ia rintis dengan darah penghabisan.
Swistien Kustantyana selalu mengatakan bahwa ‘Cerita yang di tulis oleh Tuhan selalu happy ending. Jika tidak, berarti cerita itu belum selesai’

Putus asa bukanlah sifat yang harus melekat dalam diri seseorang yang tengah berusaha mencapai mimpi mereka. Walaupun terkadang putus asa menghampiri, namun kamu harus ingat bagaimana kamu memulai segalanya. Jika kamu lupa dengan tujuan hidupmu, kamu bisa memulainya kembali. Selesaikan cerita hidupmu hingga menjadi happy ending.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar