Rabu, 06 Desember 2017

KIDS JAMAN NOW


            Menggunakan kata yang sedang popular untuk mengungkapkan sesuatu sepertinya sedang menyebar ke semua generasi. Tapi setelah semua hal yang benar-benar terjadi di depan mata, aku baru berani menggunakannya dalam sebuah tulisan. Entah dari mana trend ini berasal aku juga kurang peduli sebenarnya dengan hal-hal seperti ini, tapi aku benar-benar menggunakannya sekarang.
            Semenjak PPL di sekolah dasar, berbagai hal terjadi dengan seribu kenangan yang tak akan terlupakan. Cerita ini akan di mulai dari salah satu sepupuku bernama dilla yang bercerita bahwa salah satu anak di kelas yang aku ajar bernama alif pernah memberikan surat cinta dan beberapa makanan ringan kepada teman sekelas dilla yang bernama afika.
            Dunia apa lagi ini, kupikir di kelas yang aku ajar mereka hanya tahu cara bermain dengan teman sebayanya, bergurau, berkelahi, cekcok dan berbagai hal buruk lainnya. Karena jika dilihat mereka masih kelas tiga dan sama sekali tidak belum tertarik dengan lawan jenisnya. Jika setelah mengajar beberapa temanku merampas surat cinta saat pelajaran, tapi kupikir di kelasku hal yang langka seperti itu.
            Ternyata semua dugaanku salah, setelah mendengar bahwa anak kelasku di 3B tertarik dengan salah satu murid terpintar di kelas 3A aku langsung menanyai anak itu, alif namanya. Aku bertanya dengan gemasnya “Lif, kamu pernah memberi surat dan jajan kepada afika?” Alif terlihat sedikit bingung karena aku bertanya seperti itu. Dia dengan malunya menganggukkan kepala dan kembali bertanya “Tahu dari siapa bu? Emi? Bu Indah?”
            Astaga! Untuk pertama kalinya aku melihat sisi yang berbeda dari alif. Dia sangat malu tapi senang ketika aku bertanya hal yang seperti itu. Alif yang aku tahu selama ini, anak yang hanya bermain, bernyanyi dengan membunyikan meja, pokerface dan sebenarnya dia salah satu kandidat yang seharusnya di kelas A. Tapi kini aku menemukan sisinya yang berbeda hanya karena aku membicarakan gadis yang disukainya.
            Aku benar-benar gemas karena baru kali ini dia berekspresi dengan girangnya. Sebegitu sukakah anak kecil ini dengan afika? Wah! Anak jaman sekarang apa semua pubertas sejak dini? Bagaimana sosok yang menurutku kaku tapi ternyata dia punya ketertarikan yang besar terhadap lawan jenisnya? Benar benar lucu tapi juga belum saatnya sama sekali untuk memulai cinta monyet yang seperti ini.
            Aku bertanya lagi kepada alif “Siapa yang menulis suratnya lif? Emi?” Rasa penasaranku seperti tak pernah habis dan belum terobati karena benar-benar takjub dengan sisi anak ini. Alif masih dengan malu-malu menjawab “Aku hehe” Yaampun~ gemesnya sama anak ini, bagaimana bisa dia mengaku semudah itu, terlihat sekali bahwa dia sangat menyukai afika.
            Karena masih suka melihat ekspresi lucunya, aku terus menggodanya dengan bertanya “Lif, kamu suka sama afika” dia langsung menjawab “Gak tau hehe” Duh~ anak ini kenapa lucu sekali, apa biasanya dia penuh ekspresi seperti ini? Ternyata sisi seperti ini hanya di temukan saat membicarakan seseorang yang disukainya. Seharian dia hanya mengatakan “Tidak Bu! Ibu tahu dari mana?”

            Setelah bertanya tentang ini itu kepada alif, aku bertanya kepada beberapa guru alif anak siapa, afika anak siapa. Dan ternyata mereka masih saudara dekat, dan ternyata afika menolak alif karena masih saudara dekat. Astaga alif~ kamu harus melupakan cinta monyetmu segera nak. Belajarlah yang rajin, dan jangan memulai cinta monyet yang konyol lagi ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar