Selasa, 27 Februari 2018

CARA MEMBUAT KIMCHI HALAL

Bahan :
1.      Sawi Putih/Besei         (2 buah)
2.      Daun Bawang             (2 daun potong kecil-kecil)
3.      Lobak                          (1 buah potong korek api)
4.      Bawang Bombay        (1/4 buah potong kecil-kecil)
5.      Wortel                         (1 buah potong korek api)
6.      Cabai Bubuk
7.      Bawang Putih             (2 siung geprek halus)
8.      Kecap Asin                 (Jika suka)
9.      Tepung Beras
10.  Gula Pasir
11.  Garam Halus
12.  Jahe                             (1/4 siung parut halus)
Alat     :
1.      Panci kecil
2.      Irus/pengaduk
3.      Sendok Makan
4.      Tempat Tertutup/Toples Kaca
5.      Baskom
Cara Pembuatan Pasta :
1.      Masukkan 5-6 Sendok tepung beras kedalam panci kecil, aduk hingga mengental, dan tambahkan gula pasir.
2.      Masukkan kedalam baskom hingga dingin.
3.      Setelah bubur tepung dingin, masukkan bubuk cabai, Parutan Jahe, Potongan Bawang Bombay, Geprekan bawang putih aduk hingga merata
4.      Setelah itu tambahkan potongan lobak, potongan wortel dan irisan daun bawang. Kemudian diamkan sejanak.
Cara Membuat Kimchi :
1.      Letakkan sawi kedalam wadah cucian, dan cuci hingga bersih.
2.      Lumuri sawi dengan garam di setiap helai hingga merata diamkan hingga sawi menjadi layu.
3.      Cuci kembali sawi dengan air bersih dan tiriskan.
4.      Bumbui setiap helai sawi dengan pasta hingga merata
      Masukkan kimchi kedalam baskom dan tunggu hingga dua hari.

UJIAN KOMPREHENSIF


            Apakah di perguruan tinggi kalian masih mengadakan ujian komprehensif? Bagaimana kesan kakak tingkat kalian mengenai ujian komprehensif ini? Jika belum ada yang mengerti tentang ujian komprehensif, ujian komprehensif adalah salah satu bentuk evaluasi secara menyeluruh. Mungkin kebanyakan perguruan tinggi sudah tidak menyelenggarakan evaluasi ini, namun di perguruan tempaku menimba ilmu masih menyelenggarakan ujian ini. Di Intitut Agama Islam Negeri Tulungagung, ujian komprehensif diadakan sebagai salah satu syarat sidang skripsi.
            Jika bertanya kepada kakak tingkat bagaimana rasanya ujian komprehensif, kebanyakan dari mereka mengatakan ‘Ujian komprehensif lebih susah dari pada sidang skripsi’ ‘Ujian komprehensif adalah salah satu ujian hidup’ ‘Ujian komprehensif adalah ujian yang sangat berat’ kabanyakan dari kakak tingkat selalu menjawabnya seperti  itu. Walaupun terkadang aku berfikir bahwa mereka terlalu berlebihan dalam memberikan jawaban. Pada saat awal penentuan, ujian komprehensif awalnya akan dilaksanakan pada bulan desember, ternyata di tunda. Hingga akhirnya aku memutuskan fokus mengerjakan skripsi sampai selesai dengan tiga bab. Pada saat itu aku jadwal kembali di tetapkan pada 14-15 februari, namun ditunda kembali satu minggu. Setelah pendaftaran aku hanya fokus pada penguasaan materi komprehensif.
            Lebih dari tiga minggu aku belajar tiga kali sehari, sudah seperi mandi dan makan sehari-hari. Pagi hari tiga sampai empat jam, setelah sholat dhuhur hingga menunggu anak-anak les datang, setelah maghrib sambil menunggu anak-anak datang. Berminggu-minggu aku melakukan hal yang sama, sembari penelitian aku terus mempelajari materi yang rapi aku rangkum sendiri dengan tulisan tangan agar mudah memahami. Senin 19 februari 2018 adalah hari pertama ujian komprehensif, kami yang ujian sesuai huruf abjad dan bertepatan dengan ujian hari kamis mencari informasi dengan giat tentang ujian komprehensif. Mereka bilang tergantung keberuntungan, karena setiap dosen mempunyai karakter yang berbeda. Dan mereka juga membeberkan materi yang diajukan, namun juga seperti itu cukup sulit mereka menjawabnya. Ujian komprehensif diatur sesuai urutan abjad, karena namaku berawalan huruf ‘R’ dengan penuh syukur aku berada pada hari terakhir dan urutan paling akhir di ujian kelompok.
            Kamis, akhirnya hari ini datang juga. Aku berangkat dari rumah pukul enam pagi sendiri. Aku menuju gedung arif mustaqim dan duduk di kursi tunggu. Cuaca benar-benar dingin, pendingin ruangan yang terus menyala membuat badan menggigil. Aku melihat sekeliling dan masih belum ada yang datang, akhirnya aku membuka buku dan belajar. Setengah jam kemudian temanku datang dan kami naik kelantai enam gedung arif mustaqim. Pukul delapan ujian dimulain, satu persatu dosen datang dan kami masih penasaran siapa penguji kami. Satu dosen datang di kursi empat belas tempat kami ujian, Bapak Mustofa datang terlebih dahulu. Karena satu dosennya belum datang, ujian dilaksanakan dua anak sekaligus. Badan terasa panas dingin karena ujian, belajarpun sudah tidak dapat ditanggung otak. Orang sebelumku bilang bahwa pertanyaannya mudah, dan tiba giliranku.
            Dosen tersebut menanyakan materi diluar kisi-kisi lebih tepatnya pada hal praktik pengalaman lapangan. Pertanyaan beliau lebih mengarah kepada hal realita bukan hanya teori, syukurlah satu dosen telah terlewati dengan jawaban yang memuaskan. Satu dosen lagi datang dan ternyata dosen pembimbingku skripsi. Aku sangat bersyukur karena beliau yang mengujiku komprehensif, beliau menanyakan berbagai hal tentang sholat dan penelitian. Dan akhirnya kami menutup ujian dengan foto bersama, Alhamdulillah ujian komprehensif berlalu dengan cukup mudah dan penuh keberuntungan. Jika ujian komprehensif adalah sesuatu hal yang sulit, tidak sama sekali tidak benar. Jika kalian berusaha, berdo’a dan belajar hasil tidak akan mengkhianatinya.

Blitar, 22 Februari 2018       

AKU BERHARAP PUNYA AYAH


            Hari-hari yang kualami sekarang adalah hari-hari yang berat, berada di semester akhir dan akan melaksanakan ujian komprehensif. Harus pulang-pergi blitar tulungagung juga siang dan malam harus mengajari les anak-anak. Selain waktu itu aku membagi waktu dengan mengerjakan skripsi, belajar, menulis, menghibur diri dan berbagai kegiatan yang sangat sulit dilakukan dengan leluasa. Karena sekarang aku mempunyai sedikit pemasukan yang Alhamdulillah cukup untuk biaya print, foto kopi, membeli buku, membeli bensin, aku sudah tidak meminta ibu lagi. Aku hanya meminta untuk pembayaran ukt karena masih belum mampu.
            Terkadang aku juga memberikan sesisih uangku untuk belanja ibu, membeli beberapa camilan untuk ibu, bahkan menambahkan uang saku saat ibu pergi ke pengajian. Karena hal inilah ibu mulai terbiasa mengerti bahwa aku mempunyai pemasukan, bahkan ketika aku meminjam uang ibu dan berjanji untuk mengembalikannya. Sekarang ibu selalu mengungkitnya, padahal aku sudah membayarnya dengan menukarkan gas dan yang lain. Ibu meminta memasang gas saat aku tidak berani memasang, aku memberanikan diri. Aku belajar memasang lampu saat aku benar-benar takut menyentuhnya. Bahkan ibu selalu murung dan marah jika aku tidak bisa melakukannya ibu selalu marah padaku.
            Aku bukan orang sakti yang berani ini itu, aku juga mempunyai banyak ketakutan. Apalagi dengan hal-hal yang dominanya dikerjakan laki-laki aku benar-benar tak sanggung. Andai saja aku mempunyai seorang ayah yang dapat di andalkan pasti semuanya tak seperti ini. Ibuku benar-benar mempunyai tempramen yang buruk , benar-benar sama sepertiku. Aku benar-benar cerminan ibu, jika aku marah aku sadar aku tak seharusnya membalasnya dengan amukan yang lebih tajam, aku hanya akan diam dan menangis sendiri. Kapan ini semua berakhir? Jikakah aku kelak punya suami? Kapankah? Aku benar-benar lelah menahan sendiri. Aku terkadang lupa bahwa ibuku benar-benar ada dan mendukungku.
            Ibu benar-benar marah jika aku menggunakan uang sesukaku, ibu selalu menginginkan uangku untuk kebutuhan dapur juga rumah. Sedangkan aku masih ingin membeli buku, jalan-jalan, mendownload dan aktifitas lainnya diusiaku. Aku benar-benar berharap sukses dan dapat memberikan uang lebih kepada ibuku, agar semua kebutuhannya terpenuhi. Hari ini benar-benar melelahkan, ibuku membuatku menangis saat badanku benar-benar lelah. Aku juga lelah secara fisik dan juga batin, semoga hal seperti hari ini tidak akan terulang lagi.


Blitar, 30 Januari 2018