Sabtu, 16 September 2017

CUTEST BEAR


Seperti biasa semua tak ada yang berbeda dengan hari ini, hari-hari berlalu dengan cepat dan tanpa kesan sama sekali. ‘Sebenarnya rasa lelah ini untuk siapa?’ ‘kerja keras dalam belajar apa menjanjikan untuk menjadi seseorang yang sukses?’ Ah lagi-lagi tanpa sadar aku mengeluh, seharusnya aku bersyukur masih mempunyai ibu yang rela bekerja keras untuk anak semata wayangnya. Aku membuka buku yang baru aku pinjam dari perpustakaan, aku duduk bersandar di tangga yang menghadap ke gazebo. Aku melihat sekumpulan laki-laki yang sedang berbincang satu sama lain. ‘Ah~ aku juga ingin seperti itu, berbincang seperti tanpa beban’ Teman yang berada disampingku hanya menganggukkan kepalanya lemah.
Aku terus memandangi sekeliling dengan pandangan kosong, aku memandang kepada seseorang yang menonjol di antara laki-laki di gazebo itu. ‘Kenapa bahunya lebar sekali?’ aku berbicara kepada diriku sendiri tapi teman disampingku menoleh lemah kepadaku dengan pandangan ‘heh?’ Aku terus memandanginya tanpa sadar terus mengucapkan kalimat yang tidak penting ‘Badanya benar-benar bagus, bahunya lebar, punggungnya juga indah’ Lagi-lagi temanku menoleh dan bertanya “Siapa?” Ah~ apa aku merancau terlalu keras, ah~ ini tidak baik mengagumi tubuh seorang laki-laki, wah~ perempuan macam apa aku ini? Jika temanku tahu aku pasti jadi bahan ejekan seharian.
“Ah~ aku hanya berbicara sendiri karena terlalu muak dengan tugas minggu ini” bodoh! Kenapa kamu merancau terlalu keras saat teman dekatmu menempel disampingmu! Ah~ aku hanya bisa memaki dalam hati sambil menepuk kepala. Aku melirik kearah gazebo kembali, dia masih disana dan bercanda dengan teman-temanya. Dia tersenyum lebar dengan riangnya, dan hampir menutup matanya ‘Ah~ lucu sekali, benar-benar pesona yang berkebalikan dengan tubuh lebarnya’ Akupun ikut tersenyum karena melihatnya begitu lucu saat tersenyum. Dia berdiri dan menuju ke arah kantin di dekat gazebo itu, tanpa sadar aku otomatis berdiri seperti yang di lakukan laki-laki itu.
            “Kamu mau kemana?” Aku tersadar ketika seseorang di sampingku melemparkan pertanyaan. “Heh? Eh? Ah~ aku mau membeli minuman, panas sekali disini” Aku menjawab dengan setengah sadar dan terbata-bata. Ah Bodoh! Apa yang ingin kamu lakukan sebenarnya? Ketika gerak fisik mendahului akal sehat, benar-benar sesuatu yang berbahaya. Temanku hanya menganggukan kepala dan memandang lemah gerak kakiku yang mendekati kantin itu. Sepertinya dia jauh lebih tidak sadar dari pada aku, untunglah dia masih pusing dengan tugas minggu ini. Aku benar-benar bersyukur karena dia masih sibuk merenungi tugas yang menumpuk hari ini dan untuk tugas mingguan.
            Aku perlahan mendekati kantin dan masih bingung mau melakukan apa, aku mendekati lemari es dan mengambil sebotol air mineral. Aku melihat sekeliling dan menemukan laki-laki itu duduk sendiri dengan air mineralnya juga. Aku mendekati meja yang cukup jauh dari tempatnya duduk agar aku bisa berhadapan, sekalipun jauh aku masih dapat sesekali memenuhi rasa penasaranku. Aku duduk sendiri pula dengan air mineral dan tas punggung beratku, karena aku selalu membawa banyak buku dan laptop setiap hari membuat tasku terasa berisi alat bangunan yang benar-benar akan meruntuhkan punggungku.
            Jika aku hanya diam saja dan memandanginya tanpa melakukan sesuatu pasti sangat kelihatan, jadi aku mengeluarkan laptopku dan mendownload beberapa drama kejar tayang minggu ini. ‘wah~ biasanya saat aku mendownload benar-benar konsen pada laptop tanpa menoleh sedikitpun, tapi kali ini setelah mendownload beberapa episode dan tidak terpaku pada layar laptop’ Aku lagi-lagi merancau sendiri. Aku sesekali melihat pada laki-laki itu, dia beberapa kali melihat layar hp, dia seperti menunggu seseorang. ‘Ah~ dia pasti sedang menunggu pacarnya, sudah pasti! Laki-laki dengan banyak pesona pasti terkenal pula dikalangan perempuan’ Aku merancau kesal kali ini, aku sudah tidak terlalu peduli dengan laki-laki itu dan hanya fokus pada layar laptop.
            Aku melirik lagi untuk terakhir kalinya dan ternyata dia sudah tidak dimeja yang dia tempati tadi, aku melihat sekeliling dan dia sudah pergi entah kapan. Aku kembali fokus pada layar laptop untuk mendownload namun seseorang menepuk bahuku dan berkata “Boleh pinjam laptopnya sebentar?” Aku terperangah karena seseorang yang menepuk bahuku dan menoleh ternyata laki-laki itu. Betapa kagetnya aku melihat laki-laki itu tepat disampingku ‘bukanya dia sudah pergi dari kantin? Kenapa harus aku kan yang membawa laptop banyak? Kenapa? Aku harus bagaimana?’ Aku benar-benar membeku dan kehilangan kesadaran, isi kepalaku benar-benar putih dan tidak ada jawaban yang bisa aku keluarkan. Bibirku terasa membeku seperti lupa caranya berbicara, tubuhku terasa baru keluar dari lemari es tempatku mengambil air  mineral tadi. ‘wah~ ini nyata apa aku sudah kamar dan bermimpi?’
            “Permisi, Boleh pinjam laptop sebentar?” Lagi! Dia mengulagi kata yang sama. Ternyata ini benar-benar nyata bukan mimpi, aku segera bergeser tempat duduk dan menjawab “Ah~ Silahkan” Untunglah kata-kataku tidak terbata-bata. “Aku ingin mendownload beberapa data dari pendaftaran kelas online, tadi aku sudah beberapa kali mendownload lewat hp tapi gagal terus. Maaf ya~ sebentar saja” Aku hanya mengangguk setengah sadar, dan sempat berpikir ‘Ah~ ternyata dia hanya mendownload pendaftaran online lewat hp bukan menunggu kekasihnya, syukurlah~’ Aku menyeringai senang karena yang aku pikirkan salah besar.
            “Akhirnya sudah terdownload, terima kasih banyak. Ah iya maaf jika tidak keberatan aku ambil nanti datanya. Sekarang aku ada kelas, jam nya sudah terlalu mepet untuk lari ke kelas. Jika nanti kamu sudah ada waktu luang~~ ” dia menghentikan kata-katanya dan menatapku sejenak dan mengambil bolpoin di saku nya, dia meraih telapak tanganku dan membuatku terperanjat. Dia menuliskan sesuatu di tanganku tapi aku tidak tahu, lagi-lagi aku terjebak di es pendingin kantin ‘ah~ tubuhku benar-benar kaku seperti es’
            “Tolong kirim pesan ke nomor ini” dia menatap kepadaku penuh dengan harap. ‘ah~ kenapa dia benar-benar imut seperti kucing’ batinku benar-benar menjerit melihat wajah lucunya. Aku lagi-lagi hanya menjawab dengan anggukan seperti orang bodoh. Ah! Bodoh seharusnya aku menjawab dengan perkataan, lagi-lagi reaksi tubuhku lebih cepat dari pada akal sehatku. Seperti inilah jika aku menyukai seseorang, selalu seperti orang bodoh! Ah~ Menyebalkan.
Jika aku menghubunginya, sangat terlihat jika aku menyukainya
Jika aku mengabaikan tanpa menghubunginya, bagaimana jika data itu penting?
Jika aku menghubunginya, aku sangat takut jika semuanya hanya akan berakhir dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan lagi. Aku lelah.
Jika aku menghubunginya..
Jika aku menghubunginya.........
Apa yang harus aku lakukan?


KKN


Banyak yang berkata bahwa kkn adalah hal yang menakutkan
Banyak persepsi jika saat kkn akan banyak hal yang menyulitkan
Apakah saat kkn memang selalu seperti itu?
Bagiku kkn adalah…
            Semua berawal dari kesalahan yang mengharuskanku berada di desa yang tak aku inginkan dan tak terprediksi sama sekali. Berawal dari kesalahan itulah aku memulai langkah untuk menemukan teman baru dan petualangan baru yang menantang yang kami sebut kkn. Hari itu pertemuan pertama kami dengan masing-masing kelompok, kami berkumpul dengan kelompok untuk membicarakan barang apa saja yang ingin kami bawa. Aku melihat beberapa orang di sekelilingku dan hanya membatin ‘Ah~ firasatku tidak enak, apakah kami bisa akur?’ ‘Ah~ kenapa mereka terlalu serius, benar-benar tidak menyenangkan’
            Setelah pertemuan itu, kami sering berkumpul untuk membicarakan keperluan kelompok dan individu. Beberapa pertemuan di masjid kampus dan berkumpul di pengarahan dari kecamatan di Aula, bersama bapak pembimbing di kelas. Dalam beberapa pertemuan kesanku terhadap mereka tetap sama ‘Mereka orang-orang yang serius, aku benar-benar dalam masalah’ saat itu sedang bulan puasa dan kami harus berangkat setelah lebaran tepat tanggal 10 Juli 2017. Hari-hari mendekati pemberangkatan menuju posko merupakan hal yang tak ingin aku hadapi. Hanya ingin menikmati beberapa hari dengan keluarga di libur sekolah dan libur hari raya. Namun hari itu benar-benar datang begitu cepat...
            Hari itu dirumah mati lampu dari jam sembilan malam, karena ada layang-layang yang mengenai jalur listrik ‘Ah~ pertanda apa ini? Kenapa disini orang-orang yang sudah berumur masih bermain layang-layang! Argh!’ Aku malamnya sebelum mati lampu sudah janjian akan berangkat jam lima karena upacara akan di laksanakan pukul enam pagi. Dan saat itu aku telat bangun, aku baru saja selesai mandi temanku sudah datang dan harus menungguku. ‘Awal yang berantakan benar huh!’ Aku segera berangkat ke kampus untuk menemui teman yang lain dan mengikuti upacara.
            Tak kusangka ternyata upacara baru dimulai pukul setangah delapan. ‘Astaga aku tadi tidak sempat sarapan, tidak sempat setlika, harus memakai bedak di jalan sembari naik motor, memakai baju dirumah dengan gelap-gelapan dan ternyata disini tidak dimulai pukul enam! Wow~ Terima kasih banyak’ Benar-benar awal yang tidak menyenangkan untuk memulai semua ini, hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja dan bisa rukun dengan mereka semua.
            Setelah upacara, karena aku sudah membawa barang ke posko terlebih dahulu aku lebih memilih mencari makan siang di kantin dengan temanku karena terlalu lapar setelah upacara. Alih-alih ikut nimbrung mereka yang akan membawa barang mereka ke posko, aku lebih memilih duduk di gazebo dan melihat mereka yang mengangkut barang. Karena kupikir hari ini langsung ke posko, aku membawa semua barang di tas dan di jok motor, karena berangkat di mulai besok aku lebih memilih mendownload untuk stok saat boring di posko. Manyapa beberapa teman yang sibuk menata barang, dan beberapa teman yang ikut nimbrung di gazebo membuatku dan temanku tak sadar bahwa sudah akan dhuhur. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk pulang. Hari setelah pembukaan di akhiri disini, dan berharap semoga besok setelah di posko akan baik baik saja.
            Setelah janjian yang panjang di grup whatsapp, kami memutuskan untuk berangkat pukul sepuluh pagi menuju posko dengan rute masing-masing. Aku lagi-lagi berangkat dengan temanku hanya berdua. Karena kami hanya pernah sekali ke posko saat mengantar barang dan itupun kami di dalam pick up, kami berangkat dengan perasaan yakin. Saat itu aku,temanku dan salah satu teman dari posko satu berangkat bersama. Di persimpangan jalan aku berhenti dan menyuruh teman dari posko satu untuk lurus dan aku belok. Aku yakin bahwa itu jalannya, namun setelah melewati jalan lurus dan lurus hanya lurus kami menemukan hutan panjang dan bukan seperti jalan yang kami lewati saat mengantar barang. Iya benar! Kami salah jalan!
           Setelah mengikuti jalan kami beberapa kali bertanya kepada orang di sekitar dan mendapat beberapa petunjuk. Kami ternyata salah rute menuju lapangan utama kecamatan bakung. Kami melewati jembatan merah, disitu aku sedikit mengingat bahwa pernah melewati jembatan ini saat mengantar barang. Aku bertanya lagi kepada seseorang yang berhenti di jembatan itu, seseorang yang membawa barang rongsokan. Dengan berani temanku bertanya, aku sedikit ragu melihat raut wajah orang itu. Aku hanya di atas motor dan melihat jawaban orang itu benar-benar tidak sesuai dengan rute jalan dan terus mendesak kami. Karena aku semakin takut akhirnya aku memberi kode kepada temanku untuk mengakhiri pembicaraan, aku hanya bisa berjalan lurus dan turun di jalan yang sedang menanjak. Aku kembali bertanya kepada seseorang yang berada di rumah sekitar.
            Karena ketakutanku kepada orang yang berada di jembatan tadi belum reda, aku akhirnya menunggu beberapa kendaraan lewat untuk berjalan beriringan. Jalan itu benar-benar sepi hanya pepohonan yang mengisi sekitar jalan, benar-benar menakutkan. Akhirnya dengan petunjuk seadanya kami berangkat menuju posko dengan keadaan yang semakin mencekam. Aku belok arah mengikuti insting dan mengingat kembali saat kami membawa barang, aku masih saja ragu. Karena jalan yang tak kunjung mencapai lokasi tapi temanku sangat yakin, aku juga harus menguatkan diri hingga mencapai posko. Saat itu yang aku pikirkan adalah ‘Ibu, aku ingin pulang’
            Belum juga satu hari di posko aku sudah merindukan rumah, hari ini karena salah jalan aku benar-benar ingin pulang. Hari terasa sangat panjang saat itu, kami mengingat dan mengingat melalui insting. Jalan terasa semakin panjang dan tidak ada ujung, aku bersyukur saat itu siang hari jika malam hari tamatlah sudah. Setelah melewati beberapa desa yang kami baca di papan petunjuk, aku akhirnya melihat desa bertuliskan ‘pulerejo’ akhirnya kami berada di jalan yang benar, setelah tersesat di mana-mana. Aku saat itu benar-benar senang hanya melihat papan nama dusun kalipucung, kami terus berjalan lurus mengikuti jalan utama. Akhirnya kami melihat posko kami, hari itu sangat-sangat panjang dan melelahkan wah~
            Belum juga memulai aktivitas, hari itu aku sudah merasa sangat lelah. Namun kami harus memulai membersihkan posko. Saat itu masih ada dua orang Tania, Laili yang telah sampai di posko dulu. Aku dan temanku Rina menyusul membersihkan posko dan di bantu oleh ibu pemilik rumah. Aku memilih kamar yang rencananya diisi oleh empat orang. Aku, Tania, Rina dan salah satu temanku yang belum datang, kami menyapu dan menata alas yang akan kami pakai untuk tidur. Menata barang kami kedalam kamar, dan setelah beberapa saat satu persatu orang berdatangan. Mereka telah datang, aku benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa hanya dapat membatin ‘Apakah kami bisa akur?’
            Hari-hari berlalu dengan minggu pertama masih merencanakan untuk program kerja yang akan kami laksanakan untuk tujuh minggu kedepan. Minggu pertama terlewati dengan perasaan yang hangan dan pikiran yang masih jernih. Saat itu aku masih sempat berfikir ‘KKN tidak seburuk yang aku pikirkan, ini masih dapat dikategorikan menyenangkan’ Minggu pertama kami hanya fokus dengan pembukaan kecamatan, pembukaan desa, program kerja. Saat itu benar-benar terasa seperti liburan yang kami jalankan, kami juga sempat berkunjung ke pantai pasur bersama-sama, makan bersama dengan pikiran tenang.
            Minggu dimana program kerja telah dijalankan, mulai dari mengajar sd/tk, mengajar TPQ, mengikuti yasinan dan berbagai program dari devisi masing-masing telah berjalan semua benar-benar berubah. Orang-orang menjadi sensitif karena lelah, orang-orang berbicara tanpa melihat bagaimana perasaan orang lain, orang-orang benar-benar menjadi seperti musuh dan terlihat jahat semua karena perasaan lelah kami. Karena program yang kami jalankan seperti menggebu-gebu, keinginan yang kami ajukan berbeda satu sama lain, kemampuan yang kami punya berbeda-beda membuat berbagai perselisihan diantara kami. Saat itu pulang pun sulit, karena tidak enak dengan yang lain.
            Aku benar-benar banyak menangis karena berbagai hal buruk yang aku alami, ingin pulangpun tak bisa. Seingatku aku hanya bermalam dua kali dirumah, selebihnya aku habiskan di posko. Hari-hari aku menuliskan tulisan di buku yang isinya aku ingin pulang, benar-benar kkn yang menjadi beban dan tak bisa merasakan nikmat kebersamaan sama sekali. Begitu pula antara posko satu dan dua mempunyai berbagai perbedaan yang membuat kami jauh satu sama lain. Aku dan temanku yang dekat di posko satupun perlahan menjadi jauh karena berbagai pandangan yang kami punyai saat itu. Seumur-umur aku tidak pernah terlalu banyak menangis seperti saat menjalani kkn ini, ada kenangan namun juga berbagai belati yang harus di kenang terlalu banyak. Saat itu karena terlalu lelah kami tidak bisa berfikir jernih antara satu dengan yang lain.
            Penutupan desa, penutupan dusun, dan penutupan kecamatan yang diundur hingga empat hari semua telah dilaksanakan dengan perasaan yang masih buruk dan bercampur aduk. Karena saat itu aku hanya menumpang di pick up temanku jadi setelah upacara di kecamatan aku pulang menaruh barang dan langsung ikut pulang berpamitan kepada teman-teman dan pemilik rumah. Aku dan rina pulang menjadi penunjuk jalan menuju rumahku untuk mengantar barangku dan barang rina, juga barang salah satu temanku. Aku sampai rumah dan bahagia sekali bertemu orang-orang dirumah, saking lamanya aku tak pulang aku benar-benar bahagia. Keesokan harinya aku dan rina kembali ke posko untuk mengecek apakah masih ada yang harus kami bersihkan. Ternyata posko telah bersih, dan kami hanya menguras kedua kamar mandi, setelah itu kami berpamitan kembali dengan pemilik rumah dan teman-teman. KKN 2017 yang kami jalani di dusun kalipucung desa pulerejo telah resmi berakhir.
Jika orang-orang bertanya ‘bagaimana rasanya mengikuti kkn?’
Aku pasti akan menjawab
‘Aku hanya akan mengenangnya, aku tidak sanggup mengulainya’
KKN 2017 dusun kalipucung, Desa Pulerejo.
Terima kasih banyak atas berbagai kenangan indah.

Kami akan merindukanmu. 

CERITA DI BALIK PENDAFTARAN KKN

Desa Pulerejo…
Jika aku boleh jujur, kamu bukanlah tujuanku
Namun sekarang aku tahu bahwa pulerejo adalah takdir kkn ku.

            KKN atau Kuliah Kerja Nyata begitulah kami menyebut pengalaman dua bulan hidup bersama. Semua berawal dari pemilihan tempat yang dilakukan dengan sistem online, saat itu kami berusaha tidak tidur hanya untuk mendaftarkan diri ditempat yang mereka ingikan. Sementara aku tidak mengerti sama sekali lokasi yang akan dibuat untuk kkn, karena rumah dekat dengan kecamatan bakung di kota blitar pandangan pertama adalah kecamatan bakung. Saat itu aku telah membuat list dengan pilihan pertama desa plandirejo dan pilihan kedua adalah desa bakung. Karena menurut kakak tingkat desa plandirejo kondisi airnya baik-baik saja dan di desa bakung penuh dengan wifi.
            Kami terjaga sepanjang demi menunggu sistem online dibuka, jam dua belas tepat kami memantau masih belum bisa digunakan sistem online pendaftaran kkn ini. Hingga jam satu aku melihat grup kelas di whatsapp telah ramai dengan pemilihan online. Aku membuka link pendaftaran online dengan menggunakan wifi asrama, bersaing dengan teman-teman yang juga menggunakan wifi asrama untuk pendaftaran. Aku kesal sekali karena wifi asrama tidak bisa dibuat untuk pendaftaran online, menunggu setengah jam, satu jam masih saja tidak bisa hingga akhirnya salah satu teman kelas yang telah lancar mendaftar dengan wifi hp nya memamerkan diri di grup kelas. ‘Bagaimana kalau kuota pendafataran habis untuk tempat yang aku tuju?’ pikirku seperti itu benar-benar kalang kabut.
            Karena waktu itu dinihari, otak belum bisa diajak berfikir jernih. Akhirnya aku putus asa dan meminta bantuan beberapa teman dan salah satunya teman sekelas yang telah mendaftarkan diri. Aku mengirimkan data untuk pendaftaran dan data salah satu temanku yang satu kamar di asrama. Aku tinggal sholat subuh karena mengurus pendaftaran saja tidak terasa sudah subuh. Aku juga meminta teman dekatku yang akan sama-sama merencanakan untuk satu desa untuk mendaftarkanku. Setelah sholat aku mengecek hp dan melihat bahwa aku juga temanku telah sukses di daftarkan di desa pilihanku. Karena satu desa ada dua posko, dan teman dekatku bilang mereka memilih posko 2 akhirnya aku memikirkan hal yang sama untuk di desa plandirejo posko 2. Aku membuka notifikasi hp dan melihat temanku bilang bahwa aku di desa pulerejo 2, ‘heh? Pulerejo 2? Pulerejo itu desa dibagian mana?’ tamatlah sudah.
            Benar-benar tidak menyangka bahwa temanku salah mendaftarkan di desa pulerejo, aku segera meminta salah satu temanku untuk di daftarkan juga di desa pulerejo karena saat itu aku tidak mempunyai teman di desa yang sama. Sukses~ salah satu temanku telah sukses di rekrut di desa pulerejo 2. Aku dan teman dekatku pergi ke kampus tanpa mandi terlebih dahulu untuk mencari teman untuk di daftarkan di desa yang sama. Karena saat itu tidak tahu ada dua posko dan untuk apa kegunaan kedua posko itu,  kami pikir karena kami satu desa pasti akan mudah ketemu. Hanya itulah kesimpulan awam kami tanpa berpikir panjang aku mendaftarkan beberapa teman dari asrama dan dari kelas. Notifikasi hp benar-benar tidak berhenti, laptop hingga membuka empat browser secara bersamaan untuk mendaftarkan mereka.
            Hingga tak terasa sudah jam Sembilan siang, saat itu hari jum’at seperti biasa aku dan teman sekelasku ada rutinan khotmil qur’an yang bertempat di trenggalek dan temanku ada mata kuliah hari ini. Sudah terlambat dan terlalu siang karena teman-teman yang tidak berhenti meminta bantuan untuk di daftarkan, kami terlambat untuk agenda masing-masing. Aku segera pulang ke asrama lalu mandi dan ke kos temanku untuk bersama-sama pergi ke khotmil qur’an teman sekelas kami.

Jika dahulu pilihanku tidak salah sasaran
Apakah semua akan lebih baik?
Apakah jika dahulu aku tidak dengan orang-orang yang sama

Apakah semua akan lebih baik?