Sabtu, 16 September 2017

KKN


Banyak yang berkata bahwa kkn adalah hal yang menakutkan
Banyak persepsi jika saat kkn akan banyak hal yang menyulitkan
Apakah saat kkn memang selalu seperti itu?
Bagiku kkn adalah…
            Semua berawal dari kesalahan yang mengharuskanku berada di desa yang tak aku inginkan dan tak terprediksi sama sekali. Berawal dari kesalahan itulah aku memulai langkah untuk menemukan teman baru dan petualangan baru yang menantang yang kami sebut kkn. Hari itu pertemuan pertama kami dengan masing-masing kelompok, kami berkumpul dengan kelompok untuk membicarakan barang apa saja yang ingin kami bawa. Aku melihat beberapa orang di sekelilingku dan hanya membatin ‘Ah~ firasatku tidak enak, apakah kami bisa akur?’ ‘Ah~ kenapa mereka terlalu serius, benar-benar tidak menyenangkan’
            Setelah pertemuan itu, kami sering berkumpul untuk membicarakan keperluan kelompok dan individu. Beberapa pertemuan di masjid kampus dan berkumpul di pengarahan dari kecamatan di Aula, bersama bapak pembimbing di kelas. Dalam beberapa pertemuan kesanku terhadap mereka tetap sama ‘Mereka orang-orang yang serius, aku benar-benar dalam masalah’ saat itu sedang bulan puasa dan kami harus berangkat setelah lebaran tepat tanggal 10 Juli 2017. Hari-hari mendekati pemberangkatan menuju posko merupakan hal yang tak ingin aku hadapi. Hanya ingin menikmati beberapa hari dengan keluarga di libur sekolah dan libur hari raya. Namun hari itu benar-benar datang begitu cepat...
            Hari itu dirumah mati lampu dari jam sembilan malam, karena ada layang-layang yang mengenai jalur listrik ‘Ah~ pertanda apa ini? Kenapa disini orang-orang yang sudah berumur masih bermain layang-layang! Argh!’ Aku malamnya sebelum mati lampu sudah janjian akan berangkat jam lima karena upacara akan di laksanakan pukul enam pagi. Dan saat itu aku telat bangun, aku baru saja selesai mandi temanku sudah datang dan harus menungguku. ‘Awal yang berantakan benar huh!’ Aku segera berangkat ke kampus untuk menemui teman yang lain dan mengikuti upacara.
            Tak kusangka ternyata upacara baru dimulai pukul setangah delapan. ‘Astaga aku tadi tidak sempat sarapan, tidak sempat setlika, harus memakai bedak di jalan sembari naik motor, memakai baju dirumah dengan gelap-gelapan dan ternyata disini tidak dimulai pukul enam! Wow~ Terima kasih banyak’ Benar-benar awal yang tidak menyenangkan untuk memulai semua ini, hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja dan bisa rukun dengan mereka semua.
            Setelah upacara, karena aku sudah membawa barang ke posko terlebih dahulu aku lebih memilih mencari makan siang di kantin dengan temanku karena terlalu lapar setelah upacara. Alih-alih ikut nimbrung mereka yang akan membawa barang mereka ke posko, aku lebih memilih duduk di gazebo dan melihat mereka yang mengangkut barang. Karena kupikir hari ini langsung ke posko, aku membawa semua barang di tas dan di jok motor, karena berangkat di mulai besok aku lebih memilih mendownload untuk stok saat boring di posko. Manyapa beberapa teman yang sibuk menata barang, dan beberapa teman yang ikut nimbrung di gazebo membuatku dan temanku tak sadar bahwa sudah akan dhuhur. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk pulang. Hari setelah pembukaan di akhiri disini, dan berharap semoga besok setelah di posko akan baik baik saja.
            Setelah janjian yang panjang di grup whatsapp, kami memutuskan untuk berangkat pukul sepuluh pagi menuju posko dengan rute masing-masing. Aku lagi-lagi berangkat dengan temanku hanya berdua. Karena kami hanya pernah sekali ke posko saat mengantar barang dan itupun kami di dalam pick up, kami berangkat dengan perasaan yakin. Saat itu aku,temanku dan salah satu teman dari posko satu berangkat bersama. Di persimpangan jalan aku berhenti dan menyuruh teman dari posko satu untuk lurus dan aku belok. Aku yakin bahwa itu jalannya, namun setelah melewati jalan lurus dan lurus hanya lurus kami menemukan hutan panjang dan bukan seperti jalan yang kami lewati saat mengantar barang. Iya benar! Kami salah jalan!
           Setelah mengikuti jalan kami beberapa kali bertanya kepada orang di sekitar dan mendapat beberapa petunjuk. Kami ternyata salah rute menuju lapangan utama kecamatan bakung. Kami melewati jembatan merah, disitu aku sedikit mengingat bahwa pernah melewati jembatan ini saat mengantar barang. Aku bertanya lagi kepada seseorang yang berhenti di jembatan itu, seseorang yang membawa barang rongsokan. Dengan berani temanku bertanya, aku sedikit ragu melihat raut wajah orang itu. Aku hanya di atas motor dan melihat jawaban orang itu benar-benar tidak sesuai dengan rute jalan dan terus mendesak kami. Karena aku semakin takut akhirnya aku memberi kode kepada temanku untuk mengakhiri pembicaraan, aku hanya bisa berjalan lurus dan turun di jalan yang sedang menanjak. Aku kembali bertanya kepada seseorang yang berada di rumah sekitar.
            Karena ketakutanku kepada orang yang berada di jembatan tadi belum reda, aku akhirnya menunggu beberapa kendaraan lewat untuk berjalan beriringan. Jalan itu benar-benar sepi hanya pepohonan yang mengisi sekitar jalan, benar-benar menakutkan. Akhirnya dengan petunjuk seadanya kami berangkat menuju posko dengan keadaan yang semakin mencekam. Aku belok arah mengikuti insting dan mengingat kembali saat kami membawa barang, aku masih saja ragu. Karena jalan yang tak kunjung mencapai lokasi tapi temanku sangat yakin, aku juga harus menguatkan diri hingga mencapai posko. Saat itu yang aku pikirkan adalah ‘Ibu, aku ingin pulang’
            Belum juga satu hari di posko aku sudah merindukan rumah, hari ini karena salah jalan aku benar-benar ingin pulang. Hari terasa sangat panjang saat itu, kami mengingat dan mengingat melalui insting. Jalan terasa semakin panjang dan tidak ada ujung, aku bersyukur saat itu siang hari jika malam hari tamatlah sudah. Setelah melewati beberapa desa yang kami baca di papan petunjuk, aku akhirnya melihat desa bertuliskan ‘pulerejo’ akhirnya kami berada di jalan yang benar, setelah tersesat di mana-mana. Aku saat itu benar-benar senang hanya melihat papan nama dusun kalipucung, kami terus berjalan lurus mengikuti jalan utama. Akhirnya kami melihat posko kami, hari itu sangat-sangat panjang dan melelahkan wah~
            Belum juga memulai aktivitas, hari itu aku sudah merasa sangat lelah. Namun kami harus memulai membersihkan posko. Saat itu masih ada dua orang Tania, Laili yang telah sampai di posko dulu. Aku dan temanku Rina menyusul membersihkan posko dan di bantu oleh ibu pemilik rumah. Aku memilih kamar yang rencananya diisi oleh empat orang. Aku, Tania, Rina dan salah satu temanku yang belum datang, kami menyapu dan menata alas yang akan kami pakai untuk tidur. Menata barang kami kedalam kamar, dan setelah beberapa saat satu persatu orang berdatangan. Mereka telah datang, aku benar-benar tidak bisa berpikir apa-apa hanya dapat membatin ‘Apakah kami bisa akur?’
            Hari-hari berlalu dengan minggu pertama masih merencanakan untuk program kerja yang akan kami laksanakan untuk tujuh minggu kedepan. Minggu pertama terlewati dengan perasaan yang hangan dan pikiran yang masih jernih. Saat itu aku masih sempat berfikir ‘KKN tidak seburuk yang aku pikirkan, ini masih dapat dikategorikan menyenangkan’ Minggu pertama kami hanya fokus dengan pembukaan kecamatan, pembukaan desa, program kerja. Saat itu benar-benar terasa seperti liburan yang kami jalankan, kami juga sempat berkunjung ke pantai pasur bersama-sama, makan bersama dengan pikiran tenang.
            Minggu dimana program kerja telah dijalankan, mulai dari mengajar sd/tk, mengajar TPQ, mengikuti yasinan dan berbagai program dari devisi masing-masing telah berjalan semua benar-benar berubah. Orang-orang menjadi sensitif karena lelah, orang-orang berbicara tanpa melihat bagaimana perasaan orang lain, orang-orang benar-benar menjadi seperti musuh dan terlihat jahat semua karena perasaan lelah kami. Karena program yang kami jalankan seperti menggebu-gebu, keinginan yang kami ajukan berbeda satu sama lain, kemampuan yang kami punya berbeda-beda membuat berbagai perselisihan diantara kami. Saat itu pulang pun sulit, karena tidak enak dengan yang lain.
            Aku benar-benar banyak menangis karena berbagai hal buruk yang aku alami, ingin pulangpun tak bisa. Seingatku aku hanya bermalam dua kali dirumah, selebihnya aku habiskan di posko. Hari-hari aku menuliskan tulisan di buku yang isinya aku ingin pulang, benar-benar kkn yang menjadi beban dan tak bisa merasakan nikmat kebersamaan sama sekali. Begitu pula antara posko satu dan dua mempunyai berbagai perbedaan yang membuat kami jauh satu sama lain. Aku dan temanku yang dekat di posko satupun perlahan menjadi jauh karena berbagai pandangan yang kami punyai saat itu. Seumur-umur aku tidak pernah terlalu banyak menangis seperti saat menjalani kkn ini, ada kenangan namun juga berbagai belati yang harus di kenang terlalu banyak. Saat itu karena terlalu lelah kami tidak bisa berfikir jernih antara satu dengan yang lain.
            Penutupan desa, penutupan dusun, dan penutupan kecamatan yang diundur hingga empat hari semua telah dilaksanakan dengan perasaan yang masih buruk dan bercampur aduk. Karena saat itu aku hanya menumpang di pick up temanku jadi setelah upacara di kecamatan aku pulang menaruh barang dan langsung ikut pulang berpamitan kepada teman-teman dan pemilik rumah. Aku dan rina pulang menjadi penunjuk jalan menuju rumahku untuk mengantar barangku dan barang rina, juga barang salah satu temanku. Aku sampai rumah dan bahagia sekali bertemu orang-orang dirumah, saking lamanya aku tak pulang aku benar-benar bahagia. Keesokan harinya aku dan rina kembali ke posko untuk mengecek apakah masih ada yang harus kami bersihkan. Ternyata posko telah bersih, dan kami hanya menguras kedua kamar mandi, setelah itu kami berpamitan kembali dengan pemilik rumah dan teman-teman. KKN 2017 yang kami jalani di dusun kalipucung desa pulerejo telah resmi berakhir.
Jika orang-orang bertanya ‘bagaimana rasanya mengikuti kkn?’
Aku pasti akan menjawab
‘Aku hanya akan mengenangnya, aku tidak sanggup mengulainya’
KKN 2017 dusun kalipucung, Desa Pulerejo.
Terima kasih banyak atas berbagai kenangan indah.

Kami akan merindukanmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar