Seperti biasa semua tak ada yang berbeda
dengan hari ini, hari-hari berlalu dengan cepat dan tanpa kesan sama sekali.
‘Sebenarnya rasa lelah ini untuk siapa?’ ‘kerja keras dalam belajar apa
menjanjikan untuk menjadi seseorang yang sukses?’ Ah lagi-lagi tanpa sadar aku
mengeluh, seharusnya aku bersyukur masih mempunyai ibu yang rela bekerja keras
untuk anak semata wayangnya. Aku membuka buku yang baru aku pinjam dari
perpustakaan, aku duduk bersandar di tangga yang menghadap ke gazebo. Aku
melihat sekumpulan laki-laki yang sedang berbincang satu sama lain. ‘Ah~ aku
juga ingin seperti itu, berbincang seperti tanpa beban’ Teman yang berada
disampingku hanya menganggukkan kepalanya lemah.
Aku terus memandangi sekeliling dengan
pandangan kosong, aku memandang kepada seseorang yang menonjol di antara
laki-laki di gazebo itu. ‘Kenapa bahunya lebar sekali?’ aku berbicara kepada
diriku sendiri tapi teman disampingku menoleh lemah kepadaku dengan pandangan
‘heh?’ Aku terus memandanginya tanpa sadar terus mengucapkan kalimat yang tidak
penting ‘Badanya benar-benar bagus, bahunya lebar, punggungnya juga indah’ Lagi-lagi
temanku menoleh dan bertanya “Siapa?” Ah~ apa aku merancau terlalu keras, ah~
ini tidak baik mengagumi tubuh seorang laki-laki, wah~ perempuan macam apa aku
ini? Jika temanku tahu aku pasti jadi bahan ejekan seharian.
“Ah~ aku hanya berbicara sendiri karena
terlalu muak dengan tugas minggu ini” bodoh! Kenapa kamu merancau terlalu keras
saat teman dekatmu menempel disampingmu! Ah~ aku hanya bisa memaki dalam hati
sambil menepuk kepala. Aku melirik kearah gazebo kembali, dia masih disana dan
bercanda dengan teman-temanya. Dia tersenyum lebar dengan riangnya, dan hampir
menutup matanya ‘Ah~ lucu sekali, benar-benar pesona yang berkebalikan dengan
tubuh lebarnya’ Akupun ikut tersenyum karena melihatnya begitu lucu saat
tersenyum. Dia berdiri dan menuju ke arah
kantin di dekat gazebo itu, tanpa
sadar aku otomatis berdiri seperti yang di lakukan laki-laki itu.
“Kamu mau kemana?” Aku tersadar ketika
seseorang di sampingku melemparkan pertanyaan. “Heh? Eh? Ah~ aku mau membeli
minuman, panas sekali disini” Aku menjawab dengan setengah sadar dan
terbata-bata. Ah Bodoh! Apa yang ingin kamu lakukan sebenarnya? Ketika gerak
fisik mendahului akal sehat, benar-benar sesuatu yang berbahaya. Temanku hanya
menganggukan kepala dan memandang lemah gerak kakiku yang mendekati kantin itu.
Sepertinya dia jauh lebih tidak sadar dari pada aku, untunglah dia masih pusing
dengan tugas minggu ini. Aku benar-benar bersyukur karena dia masih sibuk
merenungi tugas yang menumpuk hari ini dan untuk tugas mingguan.
Aku perlahan mendekati kantin dan
masih bingung mau melakukan apa, aku mendekati lemari es dan mengambil sebotol
air mineral. Aku melihat sekeliling dan menemukan laki-laki itu duduk sendiri
dengan air mineralnya juga. Aku mendekati meja yang cukup jauh dari tempatnya
duduk agar aku bisa berhadapan, sekalipun jauh aku masih dapat sesekali memenuhi
rasa penasaranku. Aku duduk sendiri pula dengan air mineral dan tas punggung
beratku, karena aku selalu membawa banyak buku dan laptop setiap hari membuat
tasku terasa berisi alat bangunan yang benar-benar akan meruntuhkan punggungku.
Jika aku hanya diam saja dan
memandanginya tanpa melakukan sesuatu pasti sangat kelihatan, jadi aku
mengeluarkan laptopku dan mendownload beberapa drama kejar tayang minggu ini.
‘wah~ biasanya saat aku mendownload benar-benar konsen pada laptop tanpa
menoleh sedikitpun, tapi kali ini setelah mendownload beberapa episode dan
tidak terpaku pada layar laptop’ Aku lagi-lagi merancau sendiri. Aku sesekali melihat
pada laki-laki itu, dia beberapa kali melihat layar hp, dia seperti menunggu
seseorang. ‘Ah~ dia pasti sedang menunggu pacarnya, sudah pasti! Laki-laki
dengan banyak pesona pasti terkenal pula dikalangan perempuan’ Aku merancau
kesal kali ini, aku sudah tidak terlalu peduli dengan laki-laki itu dan hanya
fokus pada layar laptop.
Aku melirik lagi untuk terakhir
kalinya dan ternyata dia sudah tidak dimeja yang dia tempati tadi, aku melihat
sekeliling dan dia sudah pergi entah kapan. Aku kembali fokus pada layar laptop
untuk mendownload namun seseorang menepuk bahuku dan berkata “Boleh pinjam
laptopnya sebentar?” Aku terperangah karena seseorang yang menepuk bahuku dan
menoleh ternyata laki-laki itu. Betapa kagetnya aku melihat laki-laki itu tepat
disampingku ‘bukanya dia sudah pergi dari kantin? Kenapa harus aku kan yang
membawa laptop banyak? Kenapa? Aku harus bagaimana?’ Aku benar-benar membeku
dan kehilangan kesadaran, isi kepalaku benar-benar putih dan tidak ada jawaban
yang bisa aku keluarkan. Bibirku terasa membeku seperti lupa caranya berbicara,
tubuhku terasa baru keluar dari lemari es tempatku mengambil air mineral tadi. ‘wah~ ini nyata apa aku sudah
kamar dan bermimpi?’
“Permisi, Boleh pinjam laptop
sebentar?” Lagi! Dia mengulagi kata yang sama. Ternyata ini benar-benar nyata
bukan mimpi, aku segera bergeser tempat duduk dan menjawab “Ah~ Silahkan”
Untunglah kata-kataku tidak terbata-bata. “Aku ingin mendownload beberapa data
dari pendaftaran kelas online, tadi aku sudah beberapa kali mendownload lewat
hp tapi gagal terus. Maaf ya~ sebentar saja” Aku hanya mengangguk setengah
sadar, dan sempat berpikir ‘Ah~ ternyata dia hanya mendownload pendaftaran
online lewat hp bukan menunggu kekasihnya, syukurlah~’ Aku menyeringai senang
karena yang aku pikirkan salah besar.
“Akhirnya
sudah terdownload, terima kasih banyak. Ah iya maaf jika tidak keberatan aku ambil
nanti datanya. Sekarang aku ada kelas, jam nya sudah terlalu mepet untuk lari ke kelas. Jika nanti kamu sudah
ada waktu luang~~ ” dia menghentikan kata-katanya dan menatapku sejenak dan
mengambil bolpoin di saku nya, dia meraih telapak tanganku dan membuatku
terperanjat. Dia menuliskan sesuatu di tanganku tapi aku tidak tahu, lagi-lagi
aku terjebak di es pendingin kantin ‘ah~ tubuhku benar-benar kaku seperti es’
“Tolong kirim pesan ke nomor ini”
dia menatap kepadaku penuh dengan harap. ‘ah~ kenapa dia benar-benar imut
seperti kucing’ batinku benar-benar menjerit melihat wajah lucunya. Aku
lagi-lagi hanya menjawab dengan anggukan seperti orang bodoh. Ah! Bodoh
seharusnya aku menjawab dengan perkataan, lagi-lagi reaksi tubuhku lebih cepat
dari pada akal sehatku. Seperti inilah jika aku menyukai seseorang, selalu
seperti orang bodoh! Ah~ Menyebalkan.
Jika aku menghubunginya, sangat terlihat
jika aku menyukainya
Jika aku mengabaikan tanpa menghubunginya,
bagaimana jika data itu penting?
Jika aku menghubunginya, aku sangat takut
jika semuanya hanya akan berakhir dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan
lagi. Aku lelah.
Jika aku menghubunginya..
Jika aku menghubunginya.........
Apa yang harus aku lakukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar