Sabtu, 09 Maret 2019

WISUDA



Suatu hari di bulan mei, akhirnya semua lelahku dan lelah ibuku berakhir. Finally Graduation. Let’s Walk on the Flower Path mom, Hopefully!
            Wisuda, adalah penantian yang sangat panjang. Setelah perjuangan panjang berjibaku dengan segala situasi sulit akhirnya aku sudah mendapatkan gelar sarjana. Hari itu aku bangun pagi pukul empat setelah sholat subuh dan pergi ke salon diantar oleh sepupuku. Aku bersama dengan temanku dan sebagian banyak anak sekolah menengah pertama disana. Pukul enam ibu dan rombongan keluargaku datang, aku masuk ke mobil dan berangkat ke Tulungagung. Ah, setelah pisah kenang dan sekarang wisuda aku selalu salah kostum. Aku tak puas dengan apa yang mereka letakkan pada make up dan jilbabku tapi yasudahlah.
            Sampai di kampus, aku berhenti di parkiran dan semua sarapan di mobil. Terlihat bahwa semua juga melakukan hal yang sama. Aku lama menunggu teman-temanku dan akhirnya aku masuk sendiri ke tempat wisuda. Akhirnya satu persatu temanku datang, tapi aku merasa bahwa rasa senang tak kunjung datang. Semua perasaan yang ada hanyalah rasa lega karena semua telah berakhir, aku dan ibuku sangat bersusah payah untuk mendapatkan gelar sarjanaku. Aku sangat berterima kasih untuk ibuku karena tetap sehat dan bersabar selama dua puluh dua tahun ini. Acara selesai pukul setengah dua belas, aku terkejut semua keluarga dan temanku datang tanpa terduga dan memberikan hadiah.
            Kami berfoto distan yang telah aku pesan, bodohnya aku karena tidak memilih foto saat pagi dan berakhir dengan antri berjam-jam hingga ibuku marah. Setelah foto kami saling berpisah dan aku menunggu hampir satu jam karena parkiran yang penuh. Kami langsung menuju ke rumah untuk pulang, tadi kami telah sholat di masjid kampus dan hampir waktu ‘asar tiba sekarang. Kami berhenti sejenak di pondok anaknya pak poh dan memberi bingkisan di pondok ngunut, setelah itu kami mampir di tempat istirahat di pom jimbe kademangan. Disitu kami baru dapat berfoto bersama, makan bersama dan saling bercanda tawa. Setelah itu kami pulang dan matahari telah menunjukkan bahwa waktu akan berganti menjadi malam.
            Semua telah terbayarkan, wisuda telah berlalu. Romadhonpun datang, dan aku hanya mengisi hari hariku untuk membantu mengajar di Madrasah Ibtidaiyah dekat rumah, selebihnya aku belum ada pandangan akan mengajar di mana. Apakah aku harus berjuang sendiri, aku terlalu malas jika sendiri. Namun, aku harus ingat bahwa aku harus membahagiakan ibu. Semoga banyak tawaran yang akan menghampiri dan aku juga ibuku dapat merasakan kebahagiaan. Semoga Allah SWT selalu membantu kami dan menyadarkan kami dijalan yang benar. Amiin..
The Graduation Day
Tulungagung, 2018/05/05
Feat
Blitar, 2018/06/19 6:20 AM

Pembukaan Jamaah Yasin (Bahasa Jawa)


Assalamu’alaikum Wr Wb

Angudubillahiminassyaitonnirojim Bismillahirahmanirrahim

Assholatu wassalamu’ala ashrofil ambyai wal mursalin sayidina wamaulana muhammadin, wa’ala alihi wasohbihi ajma’in ama bakdu.
Al mukarom, Bapak Kyai saha sedaya alim, ulama, ingkang tansah kawula to’ati, fatwa-fatwa ‘ipun
Dumateng ibu…………..sekeluarga ingkang kawula hormati, saha ibu-ibu jamaah yasin sedaya ingkang kawula hormati ugi.
Mboten kesupen, sumangga, kita sareng-sareng muji syukur dumateng ngarsanipun gusti Allah SWT (Subhanahu Wata’ala) ingkang sampun paring rahmat, taufiq, hidayah saha inayahipun, dumateng kula lan panjenengan sedaya, sehingga kula lan panjenengan sedaya saget angrawuhi pamaosan surat yasin saha tahlil wanten ing detik saha punika, kanthi mboten manggihi alangan setunggal punapa.
Kaping kalihipun, shalawat saha salam tansah kunjuk atur, dumateng junjungan kita Nabi Akhirul Zaman, Nabi Muhmammad SAW, Shalallahu Alaihi Wassalam ingkang tansah kita ajeng-ajeng syafaatipun ila yaumil kiamah. Amin-Amin ya Robbal alamin.
Kaping tigapun, mboten kasupen kawula ngaturaken agungipun panuwun, dumateng ibu……………. Sekeluarga, ingkang sampun kersa, ngekhlasaken dalemipun, kangge ngawontenaken pamaosan surat yasin saha tahlil, wonten ing detik siang punika mugi-mugi niat ibadahipun ibu………… sekeluarga, sageta kacatet dados amal ingkang sahe, ingkang barokah, manfaat maslahah fiddini wadunya wal aqiroh.
Mboten kasupen, ugi kawula aturaken agungipun panuwun dumateng ibu-ibu jama’ah yasin sedaya ingkang sampun kersa mengekhlasaken jiwa saha tenaganipun, kangge pemaosan surat yasin saha tahlil wonten ing punika majelis, mugi-mugi niat ibadah kulo, lan penjenengan sedaya, kacatet dados amal ingkang sahe, ingkang barokah, manfaat maslahah fiddini wadunya wal aqiroh. Amin-Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Sak derengipun pamaosan surat yasin saha tahlil kita wiwiti, sumangga kita sareng-sareng maos surat al fatehah mugi-mugi pemaosan surat yasin saha tahlil wanten ing detik siang punika saget lancer mboten alangan setunggal punapa.
Liridho illa wabi syafa’ati Rasulillah, lahumul Fatihah…
Sak lajengipun, sumangga kita sareng-sareng maos shalawat badar kaping tiga.
Shollu’ala nabi…
            Kita lajengaken pemaosan Surat Yasin saha tahlil, imam kawula aturaken dumateng ibu…….
            Wekdal skars sampun cekap, sak lajengipun maungidoh hasanah, saking Bapak Kyai Haji Tamami. Dumateng Bapak Kyai Haji Tamami kawula aturaken.

TEKS PENUTUP
            Mekaten kawula “maungidah hasanah” saking Bapak Kyai Haji Tamami, mugi-mugi kula lan panjenengan sedaya, saget mendet intisaripun, saget ngamalaken wanten ing ibadah kula panjenengan sedaya, saget kecatet dados amal ingkang sahe, ingkang barokah, manfaat mashlahah fiddini wadunya wal aqiroh.
            Ing mriki, kula minangka pranata adi cara, ngaturaken agungipun panuwun dumateng ibu ingkang sampun sadaqoh, arupi punapa kemawon, mugi-mugi saget barokah, manfaat, maslahah, fiddini wadunya wal aqiroh. Amin-Aamin Ya Rabbal Alamin.
            Pemaosan surat yasin saha tahlil, dinten Jum’at ingkang bade dating, wonten dalemipun ibu……….pranata adi cara, ibu…………, imam, ibu…………, do’a, ibu……………….
            Mekaten ingkang saget aturaken, mbok bilih anggen kawula matur saking kawitan ngantos pungkasan wonten atur ingkang lepat, ingkang ndadosaken cuwa ing penggalih panjenengan sedaya. Kawula nyuwun agungipun sih samudra pangakasami.
            Akhirul Kalam Wabillahi taufiq wal hidayah.

            Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Catatan :
Ø  Teks Saget dipun rubah
Ø  Wancinipun pemaosan shalawat Nariayah dipun tambahaken “Dumateng ibu Hj. Muchtatimah Yasin Yusuf”
Ø  Pemaosan Surat Yasin dipun gantos pemaosan Shalawat Nariyah.

HATI TERTINGGAL DI AFRIKA SELATAN



            Bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, di 2018 Piala Dunia berlangsung di Rusia. Kali ini baru kali ketiga aku menyaksikan Piala Dunia, dulu aku menyaksikan piala dunia pertama keli di layar kaca saat 2010 di Afrika Selatan. Seingatku dahulu aku masih kelas delapan dan usiaku mungkin empat belas tahun. Aku dahulu sangat hafal dengan berbagai pemain dari club-club ternama di eropa. Berbagai pemain bintang dari masing-masing tim aku sangat tahu dan hafal, dahulu saat piala dunia di eropa Messi masih awal dua puluh tahunan, dan sekarang messi sudah lebih dari tiga puluh tahun dengan jambangnya yang memenuhi dagu.
            Argentina adalah tim yang tetap aku dukung, karena aku sangat menyukai messi sejak di Barcelona. Walaupun aku selalu kagum dengan lini depan Argentina, namun aku selalu geram dengan lini belakang Argentina. Waktu berlalu hal yang sama tetap terjadi. Saat piala dunia di brasil dulu 2014, aku sudah menjadi mahasiswa baru. Dan aku sudah lama tak melihat dunia sepak bola. Walaupun saat itu Argentina sampai ke Final, namun aku sama sekali tak antusias saat piala dunia di brasil. Kini piala dunia kembali ada saat aku sudah menyandang gelar sarjana. Aku kembali menyaksikan piala dunia dengan menerka-nerka pemain, karena banyak yang aku tak tahu sekarang.
            Jika melihat piala dunia, aku selalu teringat saat piala dunia 2010 di afrika selatan. Vuvuzela yang selalu menghiasi pertandingan, Shakira dengan lagu waka-waka yang dikenal semua orang, berbagai pemain bintang yang aku kenal. Semua terasa antusias yang lebih saat itu, kini jika aku melihat kembali piala dunia aku sudah buta pemain. Jika melihat berbagai tim, masih ada nama-nama yang aku kenal bebeapa. Seperti di Argentina, Messi masih tetap menjadi andalan, Aguero juga masih ada, Masquerano, Di Maria mereka juga masih ada. Namun, ada nama-nama baru seperti meza, pavon dan lainya aku sudah tak tahu sama sekali. Di Tim lainpun Ronaldo juga tetap jadi andalan, Pique’ , Iniesta, De Gea, Chicarto, Ozil, Kheidira, Muller. Hanya pemain-pemain lawas seperti mereka yang aku ingat, selebihnya kini aku mulai menerka-nerka kembali.
            Di Tahun ini, aku kembali mencoba menyukai sepak bola. Aku mulai mengenalkan diri pada mereka pemain-pemain yang baru aku tahu. Era telah berganti dan aku juga bertambah tua. Sekarang sudah dua puluh dua tahun, bukan lagi empat belas tahun yang sangat antusias. Mungkin empat Tahun kedepan aku juga sudah melihat sepak bola dengan suamiku hehe. Drama di rumput hijau sangat menarik, namun drama korea juga tak kalah menarik ahaha. Semoga Allah SWT selalu memberikan keluargaku kesehatan, Amiiin...
Memories of World Cup
Blitar, 2018/06/19