Selasa, 23 Januari 2018

Luka Kedua ~

LUKA KEDUA
            ‘Kenapa kamu memustuskan membuka hati lagi? Padahal kamu tahu bahwa semuanya hanya akan berakhir sia-sia’ hal itulah yang sekarang aku pikirkan. Penyesalan memang selalu berada di akhir, jika penyesalan sudah berada awal kisah bukan lagi penyesalan, namun menjaga jarak dari kenyataan. Kini nasi telah menjadi bubur kisah yang telah berlalu hanya menjadi cerita dan pengalaman hidup yang harus dijadikan patokan untuk memilih selanjutnya.
            Semester tiga, waktu itu aku membuka lagi hatiku yang sudah lama aku tutup. Lebih dari satu tahun lamanya dari sekarang, jika mengingatnya lagi mungkin waktu itu tahun 2015 akhir. Aku mempunyai seorang kekasih dari kampus yang sama tetapi jurusan yang berbeda. Memang benar jika cinta akan membutakan seluruh akal sehatmu, dan akan menjadi penyesalan setelahnya. Aku mengenal lelaki itu karena temanku, kami sangat sering berkomunikasi dan membuat kami menjadi akrab.
            Jika mengingatnya kembali, fantasiku telah terlampiaskan namun hanya menyisahkan kenangan buruk. Malam itu dia mengajakku keluar ke sebuah kafe di dekat alun-alun tempat aku menimba ilmu, kami berbicara ini itu dan membuat suasana menjadi canggung. Aku tidak bisa memakan apapun yang dia belikan, walaupun dia memintaku makan aku hanya meminum apa yang dia belikan. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan menyatakan perasaanya, jika mengingatnya lagi aku tak langsung menjawabnya. Aku menyukai momen itu karena sesuai fantasiku, namun aku benar-benar menyesal dan merasa bersalah karena terlibat hal seperti itu. Ibu maafkan aku yang tidak belajar dengan baik, dan pernah menghabiskan waktu dengan sia-sia seperti itu.
            Dia sering mengajakku keluar bahkan ketika di rumahpun, aku sangat menyesal karena dia pernah berkunjung ke rumahku dan mengenal orangtuaku. Semua orang tau dan membuat penyesalanku berlipat ganda. Kami bahkan pernah menghabisakan satu hari saat hari raya untuk berlibur, aku bahkan tak mendengarkan apa kata Ibuku sendiri. Seingatku aku hanya dibutakan oleh cinta dan kesenangan semu. Aku benar-benar menyesali perbuatanku saat itu, fantasiku tentang kisah cinta tak seharusnya aku pupuk menjadi sebuah luka bagi ibuku seperti itu. Aku benar-benar orang yang buruk waktu itu, aku menyesalinya amat sangat.
            Tak lebih dari tiga bulan, kisah itu berlalu begitu cepat. Dan jika mengingatnya mengakhiri hubungan itu adalah hal yang sangat tepat. Lagi-lagi aku terlibat dengan lelaki yang tak bisa memalingkan diri dari kisah cinta pertamanya. Memuakkan, sampai kapan aku harus terlibat kisah seperti ini dalam hidupku. Dia benar-benar membuatku tampak bodoh dengan kisah yang berlangsung cepat dan menyesalkan ini. Aku selalu memberikan semua yang aku punya, tapi dia selalu mengatakan kepadaku bahwa aku memperlakukannya seperti mantan kekasihnya dahulu. Sama sekali tidak benar, aku tidak pernah membandingkannya. Aku bahkan berlaku lebih baik dan mengimbangi gaya hidupnya yang tak seharusnya aku ikuti.
            Pahit jika aku mengingatnya lagi, aku pernah memberikan dia obat dan beberapa makanan ringan juga surat di atas motornya. Namun dia meninggalkannya di lapangan tempat dia memarkirkan motor, benar-benar menyakitkan. Usahaku hanya sebuah sampah yang tergeletak, dia bahkan tak menghargainya. Kisah ini merumit, seakan dia ingin lepas dariku dan membuat alasan yang tidak masuk akal dan kembali kepada kisah cinta pertamanya. Aku benar-benar bodoh yang hanya sakit sendirian, tak seharusnya aku menjalin kisah dengan seseorang yang hanya akan melampiaskan rasa haus kasih sayang kepada seseorang sepertiku.
            Aku benar-benar melepaskannya, dan tak lama kemudian dugaanku benar. Aku mendengar bahwa dia kembali kepada cinta pertamanya. Seseorang yang telah lama dia menjalin kasih, aku benar-benar bodoh mau singgah kedalam sela-sela ras jenuhnya. Aku benar-benar menyesal dan terlihat menyedihkan, tak seharusnya aku menyukainya. Aku benar-benar ingin sekali memeluk cinta pertamanya dan meminta maaf karena telah mengganggu hubungan mereka. Dengan bodohnya aku terbutakan oleh cinta dan tak pernah mengerti situasi. Lagi, aku hanya terdiam oleh keadaan yang aku alami


21/01/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar