LUKA KEDUA
‘Kenapa
kamu memustuskan membuka hati lagi? Padahal kamu tahu bahwa semuanya hanya akan
berakhir sia-sia’ hal itulah yang sekarang aku pikirkan. Penyesalan memang
selalu berada di akhir, jika penyesalan sudah berada awal kisah bukan lagi
penyesalan, namun menjaga jarak dari kenyataan. Kini nasi telah menjadi bubur
kisah yang telah berlalu hanya menjadi cerita dan pengalaman hidup yang harus
dijadikan patokan untuk memilih selanjutnya.
Semester
tiga, waktu itu aku membuka lagi hatiku yang sudah lama aku tutup. Lebih dari
satu tahun lamanya dari sekarang, jika mengingatnya lagi mungkin waktu itu
tahun 2015 akhir. Aku mempunyai seorang kekasih dari kampus yang sama tetapi
jurusan yang berbeda. Memang benar jika cinta akan membutakan seluruh akal sehatmu,
dan akan menjadi penyesalan setelahnya. Aku mengenal lelaki itu karena temanku,
kami sangat sering berkomunikasi dan membuat kami menjadi akrab.
Jika
mengingatnya kembali, fantasiku telah terlampiaskan namun hanya menyisahkan
kenangan buruk. Malam itu dia mengajakku keluar ke sebuah kafe di dekat
alun-alun tempat aku menimba ilmu, kami berbicara ini itu dan membuat suasana
menjadi canggung. Aku tidak bisa memakan apapun yang dia belikan, walaupun dia
memintaku makan aku hanya meminum apa yang dia belikan. Tiba-tiba dia memegang
tanganku dan menyatakan perasaanya, jika mengingatnya lagi aku tak langsung
menjawabnya. Aku menyukai momen itu karena sesuai fantasiku, namun aku
benar-benar menyesal dan merasa bersalah karena terlibat hal seperti itu. Ibu maafkan
aku yang tidak belajar dengan baik, dan pernah menghabiskan waktu dengan
sia-sia seperti itu.
Dia
sering mengajakku keluar bahkan ketika di rumahpun, aku sangat menyesal karena
dia pernah berkunjung ke rumahku dan mengenal orangtuaku. Semua orang tau dan
membuat penyesalanku berlipat ganda. Kami bahkan pernah menghabisakan satu hari
saat hari raya untuk berlibur, aku bahkan tak mendengarkan apa kata Ibuku
sendiri. Seingatku aku hanya dibutakan oleh cinta dan kesenangan semu. Aku
benar-benar menyesali perbuatanku saat itu, fantasiku tentang kisah cinta tak
seharusnya aku pupuk menjadi sebuah luka bagi ibuku seperti itu. Aku
benar-benar orang yang buruk waktu itu, aku menyesalinya amat sangat.
Tak
lebih dari tiga bulan, kisah itu berlalu begitu cepat. Dan jika mengingatnya
mengakhiri hubungan itu adalah hal yang sangat tepat. Lagi-lagi aku terlibat
dengan lelaki yang tak bisa memalingkan diri dari kisah cinta pertamanya.
Memuakkan, sampai kapan aku harus terlibat kisah seperti ini dalam hidupku. Dia
benar-benar membuatku tampak bodoh dengan kisah yang berlangsung cepat dan
menyesalkan ini. Aku selalu memberikan semua yang aku punya, tapi dia selalu
mengatakan kepadaku bahwa aku memperlakukannya seperti mantan kekasihnya
dahulu. Sama sekali tidak benar, aku tidak pernah membandingkannya. Aku bahkan
berlaku lebih baik dan mengimbangi gaya hidupnya yang tak seharusnya aku ikuti.
Pahit
jika aku mengingatnya lagi, aku pernah memberikan dia obat dan beberapa makanan
ringan juga surat di atas motornya. Namun dia meninggalkannya di lapangan
tempat dia memarkirkan motor, benar-benar menyakitkan. Usahaku hanya sebuah
sampah yang tergeletak, dia bahkan tak menghargainya. Kisah ini merumit, seakan
dia ingin lepas dariku dan membuat alasan yang tidak masuk akal dan kembali
kepada kisah cinta pertamanya. Aku benar-benar bodoh yang hanya sakit
sendirian, tak seharusnya aku menjalin kisah dengan seseorang yang hanya akan
melampiaskan rasa haus kasih sayang kepada seseorang sepertiku.
Aku
benar-benar melepaskannya, dan tak lama kemudian dugaanku benar. Aku mendengar
bahwa dia kembali kepada cinta pertamanya. Seseorang yang telah lama dia
menjalin kasih, aku benar-benar bodoh mau singgah kedalam sela-sela ras
jenuhnya. Aku benar-benar menyesal dan terlihat menyedihkan, tak seharusnya aku
menyukainya. Aku benar-benar ingin sekali memeluk cinta pertamanya dan meminta
maaf karena telah mengganggu hubungan mereka. Dengan bodohnya aku terbutakan
oleh cinta dan tak pernah mengerti situasi. Lagi, aku hanya terdiam oleh
keadaan yang aku alami
21/01/2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar