Sekarang era di mana pemain utama benar-benar kalah telak
dengan ‘pencuri perhatian’. Era di mana Scene Stealer lebih mendapatkan
perhatian yang lebih dan seakan menjadi pemain utama. Duniaku adalah dunia
dimana, aku selalu meninggikan Scene Stealer dari pada diriku sendiri
selaku pemain utamanya. Jika mengingatnya lagi, aku selalu berubah karena kasih
sayang yang aku berikan selalu berakhir dengan kasih yang dingin. Entahlah di
titik ini aku selalu merasa bahwa aku adalah orang yang jahat, tapi bagaimana
lagi bukankah Scene Stealer hanyalah seseorang yang hanya melewati
hidupku dengan kenangan yang indah dalam waktu yang benar-benar singkat.
Menjadi orang yang penuh kasih sayang yang selalu
terlihat hanya bertepuk tangan, menjadi orang yang selalu memikirkan hal yang
tidak penting, menjadi orang yang selalu memberikan apapun kepada orang lain
tanpa berkata ‘tidak’ sekalipun benar-benar waktu yang sangat sulit kulalui. Entah
dari mana perasaan itu aku dapatkan, entah dari mana aku menanamkan
prinsip-prinsip yang tak seharusnya aku tanamkan tapi aku sangat tersiksa
dengan karakter yang aku punya. Apakah sebagian
perasaan lembut yang aku punya adalah pemberian ibu, mungkin saja.
Awal
penyiksaan perasaan yang kulalui berawal dari saat sekolah dasar, aku berteman
dengan salah satu perempuan yang membuatku selalu bersamanya saat dikelas
ataupun di rumah. Manito adalah julukan yang seharusnya kutanamkan pada
diriku sendiri, aku selalu membenarkan jawaban gadis itu jika salah,
menemaninya kemana-mana, meminta maaf dahulu jika mengingat kenangan itu entah
kenapa aku juga sudah lelah sendiri. Saat itu entah apa karena masih sangat
kecil kami sering sekali bertengkar, dan aku melewati waktu dengan penuh
ketakutan.
Saat
sekolah menengah pertama aku tak bisa berpisah dengannya, satu kelas, satu
bangku kemana-mena bersama dan terpaksa aku harus memperlakukannya dengan baik.
Aku selalu menghampirinya dan menunggu dengan waktu lama, menjaganya seperti
anak kecil, lagi jika mengingatnya benar-benar lelah. Waktu tak berhenti aku berada
di Sekolah Menengah Atas yang sama, setiap hari menjemputnya dan menggandengnya
ke sekolah. Untunglah saat berada di Sekolah Menengah Atas aku tidak satu kelas
bersamanya, aku selalu menghindari apa yang dia pilih. Ektrakurikuler, Jurusan
bahkan hal sepenting itu aku kesampingkan.
Namun
sekarang jika mengingat perjalanan panjang itu hilang saat kami berada di
bangku perkuliahaan. Bahkan sekarang sama sekali tidak ada kabar, tak bisa
saling berhubungan, tak bisa saling bertemu, bahkan aku tak punya nomernya
sekarang. Lebih buruknya lagi kini kami seakan menjadi orang yang asing. Jika
bertemu tanpa sengajapun kini kami tak punya bahasan yang tepat untuk dibahas,
tak mungkin sekali jika membahasa masa lalu benar-benar waktu yang
membingungkan. Dengan penuh penyesalan aku harus mengatakan tugasku sebagai Manito
berakhir disini, aku selalu berdo’a yang terbaik untukmu. Semoga kamu juga.
Karena
aku tak bersamanya saat di kelas sepuluh, aku memiliki teman-teman yang baru
dan membuatku nyaman. Entah bagaimana bisa secepat itu, aku kini merasakan
harus memerankan peranku kembali, semenjak sekolah menengah pertama aku
menyukai k-pop dan segala hal yang berhubungan dengan itu. Di kelas sepuluh aku
merasa harus memperlakukan anak itu dengan baik karena dia menyukai kpop juga.
Peranku sebagai manito muncul kembali entah kenapa aku memperlakukannya dengan
terlalu berlebihan, bahkan hingga melewati batas. Rasa sukaku kepadanya sebagai
adik benar-benar keterlaluan, bahkan pernah sekali aku pulang maghrib hanya
karena menuruti dia pergi ke warnet.
Jika
mengingatnya lagi aku benar-benar menyesal karena membuat orang tuaku khawatir
pulang terlambat, hubungan kami hanya berakhir saat di kelas sepuluh. Karena
saat pembagian jurusan kelas sebelas dia tidak sekelas denganku, namun
sebenarnya dia akan pindah di kelasku tapi tidak jadi karena ada salah satu
guru matematika yang membuat semua orang takut. Hubungan kami benar-benar
berakhir bahkan lebih buruknya kami saling menjauhi karena kpop pula, semua
sosial mediaku di blokir bahkan ketika ada acara alumni kelas sepuluh dia tidak pernah ikut karena
ada aku. Untuk apa aku memperlakukannya dengan baik? Benar-benar sia-sia.
Aku
akan mengira setelah kekecewaan itu peranku sebagai manito berakhir disana,
namun ternyata semuanya hanya berjeda saat aku kelas sebelas dan dua belas. Di
kelas sebelas aku benar-benar menemukan seseorang yang sangat membuatku percaya
diri, seseorang teman yang selalu menjadi sandaran, seseorang yang telah
menjadi keluarga. Irma, Cindy, Eka mereka benar-benar membuatku menjadi orang
yang berani berbicara kepada orang lain, membuatku menjadi lebih percaya diri,
membuat rasa minder yang aku pendam selama ini berakhir menjadi seseorang yang
dapat berinteraksi lebih kepada orang lain. Mereka adalah orang-orang yang
sangat berharga dalam perjalanan hidupku, terima kasih banyak kalian adalah
keluarga yang lebih dari sekedar keluarga.
Selama
kelas sebelas dan dua belas aku hanya tersenyum dan menjadi manito tingkat
rendah untuk beberapa orang yang menyukai kpop, walaupun terkadang berlebihan
namun kukira semua itu hanya jeritan kpopers yang menginginkan teman untuk
berbicara tentang kpop bersama. Semuanya berjalan dengan damai saat kelas
sebelas dan dua belas, berkat Cindy, Irma, Eka. Hingga saat aku dengan berat
memutuskan untuk kuliah, aku kira dunia yang baru membuatku menjadi orang yang
tidak akan menjadikan orang lain lagi spesial.
Saat
kelas semester awal, karena aku berada dalam lingkungan orang-orang yang
mempunyai gandengan sendiri membuatku menyukai beberapa orang, berpacaran
dengan seseorang dan peranku sebagai manito teralihkan kepada mereka . Ini
lebih buruk lagi dan aku sangat meminta maaf kepada Ibuku atas kelakuan burukku
saat itu, aku benar-benar menyesal karena berhubungan dengan laki-laki. Namun
itu hanya saat aku berada disemester awal, setelah semester empat aku pindah ke
salah satu asrama wanita di dekat kampus untuk mendapat beberapa pencerahan dan
mengalihkan perhatianku sepenuhnya pada perkuliahan.
Aku
kira aku hanya akan fokus pada materi perkuliahan karena menyesal atas
perbuatanku, namun rasa kpopersku untuk menyukai kpopers lainnya benar-benar
besar dan berlebihan. Lagi aku harus memerankan peranku sebagai manito, aku
berhubungan dekat dengan salah satu kpopers yang ada di asrama.
Memperlakukannya dengan berlebihan dan entah dengan alasan apa aku dekat
denganya. Aku membelikan dia ini itu, mengajak dia kesana kemari, membantu dia
ini itu benar-benar melelahkan jika mengingatnya lagi. Akhirnya aku muak dengan
diriku sendiri dan melampiaskan kepada anak itu dan hubungan kami menjadi
renggang, bukan lebih tepatnya aku ingin mengakhiri peranku sebagai manito. Aku
muak dengan diriku sendiri saat itu.
Beberapa
peranku sebagai manito sebenarnya aku tunjukkan kepada beberapa orang lagi,
namun semuanya tidak seperah beberapa orang itu. Sebenarnya jika orang lain
melihatnya benar-benar berlebihan namun aku berusaha memperbaiki semuanya, saat
di kkn pun aku benar-benar menjadi orang yang gila akan peran manitoku. Aku
kira jika aku berada lama dengan seseorang membuatku menjadi seseorang yang
penuh kasih sayang yang berlebihan. Sekarang setelah aku berada dirumah, lebih
banyak menghabiskan dengan anak kecil, aku benar-benar menjadi orang-orang yang
hanya peduli dengan diri sendiri. Lebih suka dirumah dari pada diajak keluar,
lebih peduli menonton variety dan menulis dari pada menghabiskan waktu dengan
mereka. Semoga rasa individual dan hommies ku cepat hilang, amin~
Manito adalah peran
yang sangat berat dan membebani
Berkat kalian aku
belajar banyak
Terimakasih banyak,
terimakasih………..
Terimakasih karena
kalian tetap bagian dari hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar