Selasa, 16 Januari 2018

SCENE STEALER (YOUR MANITO)


Sekarang era di mana pemain utama benar-benar kalah telak dengan ‘pencuri perhatian’. Era di mana Scene Stealer lebih mendapatkan perhatian yang lebih dan seakan menjadi pemain utama. Duniaku adalah dunia dimana, aku selalu meninggikan Scene Stealer dari pada diriku sendiri selaku pemain utamanya. Jika mengingatnya lagi, aku selalu berubah karena kasih sayang yang aku berikan selalu berakhir dengan kasih yang dingin. Entahlah di titik ini aku selalu merasa bahwa aku adalah orang yang jahat, tapi bagaimana lagi bukankah Scene Stealer hanyalah seseorang yang hanya melewati hidupku dengan kenangan yang indah dalam waktu yang benar-benar singkat.
Menjadi orang yang penuh kasih sayang yang selalu terlihat hanya bertepuk tangan, menjadi orang yang selalu memikirkan hal yang tidak penting, menjadi orang yang selalu memberikan apapun kepada orang lain tanpa berkata ‘tidak’ sekalipun benar-benar waktu yang sangat sulit kulalui. Entah dari mana perasaan itu aku dapatkan, entah dari mana aku menanamkan prinsip-prinsip yang tak seharusnya aku tanamkan tapi aku sangat tersiksa dengan karakter yang aku punya. Apakah sebagian perasaan lembut yang aku punya adalah pemberian ibu, mungkin saja.
Awal penyiksaan perasaan yang kulalui berawal dari saat sekolah dasar, aku berteman dengan salah satu perempuan yang membuatku selalu bersamanya saat dikelas ataupun di rumah. Manito adalah julukan yang seharusnya kutanamkan pada diriku sendiri, aku selalu membenarkan jawaban gadis itu jika salah, menemaninya kemana-mana, meminta maaf dahulu jika mengingat kenangan itu entah kenapa aku juga sudah lelah sendiri. Saat itu entah apa karena masih sangat kecil kami sering sekali bertengkar, dan aku melewati waktu dengan penuh ketakutan.
Saat sekolah menengah pertama aku tak bisa berpisah dengannya, satu kelas, satu bangku kemana-mena bersama dan terpaksa aku harus memperlakukannya dengan baik. Aku selalu menghampirinya dan menunggu dengan waktu lama, menjaganya seperti anak kecil, lagi jika mengingatnya benar-benar lelah. Waktu tak berhenti aku berada di Sekolah Menengah Atas yang sama, setiap hari menjemputnya dan menggandengnya ke sekolah. Untunglah saat berada di Sekolah Menengah Atas aku tidak satu kelas bersamanya, aku selalu menghindari apa yang dia pilih. Ektrakurikuler, Jurusan bahkan hal sepenting itu aku kesampingkan.
Namun sekarang jika mengingat perjalanan panjang itu hilang saat kami berada di bangku perkuliahaan. Bahkan sekarang sama sekali tidak ada kabar, tak bisa saling berhubungan, tak bisa saling bertemu, bahkan aku tak punya nomernya sekarang. Lebih buruknya lagi kini kami seakan menjadi orang yang asing. Jika bertemu tanpa sengajapun kini kami tak punya bahasan yang tepat untuk dibahas, tak mungkin sekali jika membahasa masa lalu benar-benar waktu yang membingungkan. Dengan penuh penyesalan aku harus mengatakan tugasku sebagai Manito berakhir disini, aku selalu berdo’a yang terbaik untukmu. Semoga kamu juga.
Karena aku tak bersamanya saat di kelas sepuluh, aku memiliki teman-teman yang baru dan membuatku nyaman. Entah bagaimana bisa secepat itu, aku kini merasakan harus memerankan peranku kembali, semenjak sekolah menengah pertama aku menyukai k-pop dan segala hal yang berhubungan dengan itu. Di kelas sepuluh aku merasa harus memperlakukan anak itu dengan baik karena dia menyukai kpop juga. Peranku sebagai manito muncul kembali entah kenapa aku memperlakukannya dengan terlalu berlebihan, bahkan hingga melewati batas. Rasa sukaku kepadanya sebagai adik benar-benar keterlaluan, bahkan pernah sekali aku pulang maghrib hanya karena menuruti dia pergi ke warnet.
Jika mengingatnya lagi aku benar-benar menyesal karena membuat orang tuaku khawatir pulang terlambat, hubungan kami hanya berakhir saat di kelas sepuluh. Karena saat pembagian jurusan kelas sebelas dia tidak sekelas denganku, namun sebenarnya dia akan pindah di kelasku tapi tidak jadi karena ada salah satu guru matematika yang membuat semua orang takut. Hubungan kami benar-benar berakhir bahkan lebih buruknya kami saling menjauhi karena kpop pula, semua sosial mediaku di blokir bahkan ketika ada acara alumni  kelas sepuluh dia tidak pernah ikut karena ada aku. Untuk apa aku memperlakukannya dengan baik? Benar-benar sia-sia.
Aku akan mengira setelah kekecewaan itu peranku sebagai manito berakhir disana, namun ternyata semuanya hanya berjeda saat aku kelas sebelas dan dua belas. Di kelas sebelas aku benar-benar menemukan seseorang yang sangat membuatku percaya diri, seseorang teman yang selalu menjadi sandaran, seseorang yang telah menjadi keluarga. Irma, Cindy, Eka mereka benar-benar membuatku menjadi orang yang berani berbicara kepada orang lain, membuatku menjadi lebih percaya diri, membuat rasa minder yang aku pendam selama ini berakhir menjadi seseorang yang dapat berinteraksi lebih kepada orang lain. Mereka adalah orang-orang yang sangat berharga dalam perjalanan hidupku, terima kasih banyak kalian adalah keluarga yang lebih dari sekedar keluarga.
Selama kelas sebelas dan dua belas aku hanya tersenyum dan menjadi manito tingkat rendah untuk beberapa orang yang menyukai kpop, walaupun terkadang berlebihan namun kukira semua itu hanya jeritan kpopers yang menginginkan teman untuk berbicara tentang kpop bersama. Semuanya berjalan dengan damai saat kelas sebelas dan dua belas, berkat Cindy, Irma, Eka. Hingga saat aku dengan berat memutuskan untuk kuliah, aku kira dunia yang baru membuatku menjadi orang yang tidak akan menjadikan orang lain lagi spesial.
Saat kelas semester awal, karena aku berada dalam lingkungan orang-orang yang mempunyai gandengan sendiri membuatku menyukai beberapa orang, berpacaran dengan seseorang dan peranku sebagai manito teralihkan kepada mereka . Ini lebih buruk lagi dan aku sangat meminta maaf kepada Ibuku atas kelakuan burukku saat itu, aku benar-benar menyesal karena berhubungan dengan laki-laki. Namun itu hanya saat aku berada disemester awal, setelah semester empat aku pindah ke salah satu asrama wanita di dekat kampus untuk mendapat beberapa pencerahan dan mengalihkan perhatianku sepenuhnya pada perkuliahan.
Aku kira aku hanya akan fokus pada materi perkuliahan karena menyesal atas perbuatanku, namun rasa kpopersku untuk menyukai kpopers lainnya benar-benar besar dan berlebihan. Lagi aku harus memerankan peranku sebagai manito, aku berhubungan dekat dengan salah satu kpopers yang ada di asrama. Memperlakukannya dengan berlebihan dan entah dengan alasan apa aku dekat denganya. Aku membelikan dia ini itu, mengajak dia kesana kemari, membantu dia ini itu benar-benar melelahkan jika mengingatnya lagi. Akhirnya aku muak dengan diriku sendiri dan melampiaskan kepada anak itu dan hubungan kami menjadi renggang, bukan lebih tepatnya aku ingin mengakhiri peranku sebagai manito. Aku muak dengan diriku sendiri saat itu.
Beberapa peranku sebagai manito sebenarnya aku tunjukkan kepada beberapa orang lagi, namun semuanya tidak seperah beberapa orang itu. Sebenarnya jika orang lain melihatnya benar-benar berlebihan namun aku berusaha memperbaiki semuanya, saat di kkn pun aku benar-benar menjadi orang yang gila akan peran manitoku. Aku kira jika aku berada lama dengan seseorang membuatku menjadi seseorang yang penuh kasih sayang yang berlebihan. Sekarang setelah aku berada dirumah, lebih banyak menghabiskan dengan anak kecil, aku benar-benar menjadi orang-orang yang hanya peduli dengan diri sendiri. Lebih suka dirumah dari pada diajak keluar, lebih peduli menonton variety dan menulis dari pada menghabiskan waktu dengan mereka. Semoga rasa individual dan hommies ku cepat hilang, amin~

Manito adalah peran yang sangat berat dan membebani
Berkat kalian aku belajar banyak
Terimakasih banyak, terimakasih………..
Terimakasih karena kalian tetap bagian dari hidupku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar